Makalah Pengetahuan, Teori, Proposisi dan Konsep

Bab I. Hakikat Ilmu dan Penelitian

A. Pengetahuan


Masalah pengetahuan ini berkisar pada tiga hal, yaitu apapengetahuan, bagaimana mengetahui, dan untuk apapengetahuan itu. Masalah-masalah yang berhubungan denganpertanyaan yang pertama (apa pengetahuan) disebut ontologis,sedangkan masalah-masalah yang berhubungan dengan pertanyaan kedua (bagaimana mengetahui) termasuk dalam epistemologis, dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pertanyaan ketiga (untuk apa pengetahuan) termasuk dalam aksiologis.' Ketiga hal ini tidak bisa lepas dari bagai-mana mengetahui dan untuk apa pengetahuan itu, dan sebaliknya.

Pengetahuan itu pada hakikatnya meliputi semua yang diketahui oleh seseorang tentang obyek tertentu. Seseorang mengetahui apa yang dimaksud dengan dosa, mengetahui apa yang baik dan yang buruk, mengetahui cara memainkan gitar, mengetahui mengapa tanaman menjadi subur jika diberi pupuk, dan sebagainya. Seorang nelayan yang tinggal dipinggir pantai mengetahui bahwa pasang naik setiap bulanpurnama, dan pasang surut setiap bulan mati. Ia memperoleh pengetahuan ini dari pengalamannya. Pengetahuan seperti inioleh M. Hatta disebut pengetahuan pengalaman. Tetapi, ia tidak mengetahui mengapa pasang naik pada bulan purnama dan surut pada bulan mati. Dengan kata lain, ia tidak mem-punyai pengetahuan (knowledge) tentang ilmu pengetahuan(science), yaitu pengetahuan yang menerangkan pengetahuan pengalaman itu. Pengetahuan itu mencakup baik knowledge maupun science, seni, dan teknologi.

Masalah pengetahuan bukan hanya mengetahui, tetapi mengetahui yang benar. Banyak dari pengetahuan itu kita peroleh dari orang lain. Kalau kita bertanya kepada seseorang di mana jalan ke rumah si A, dan ia memberi tahu kita, makakita bisa percaya bahwa informasi yang diberikannya ituadalah informasi yang benar atau salah. Dengan kata lain,seberapa jauh kita menerimanya sebagai suatu kebenaran. Kebenaran adalah suatu pernyataan tanpa keraguan.

Pada dasarnya ada dua cara yang dipergunakan oleh manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah dengan mendasarkan diri pada rasio, dan yangkedua mendasarkan diri pada pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan faham rasionalisme, sedangkan yang kedua mengembangkan faham empirisme. Sesuatu yang benar menurut idealisme didapatkan oleh manusia dengan cara memikirkannya. Ide bagi kaum rasionalis itu bersifat apriori yang mendahului pengalaman.

Bagi kaum empiris, pengetahuan manusia tidak didapatkan melalui penalaran rasional yang abstrak, tetapi melaluipengalaman konkret. Dengan mengamati gejala-gejala alamdan gejala-gejala sosial, manusia dapat menemukan pengetahuan yang mengikuti pola-pola tertentu. Dengan menggunakan metode induktif, dapat disusun pengetahuan yang berlaku secara umum.

Selain dari rasio dan pengalaman, pengetahuan yang benardapat pula diperoleh melalui intuisi atau wahyu. Namun,Intuisi ini bersifat personal dan tidak bisa diramalkan,sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur. Masalah pengetahuan tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi mendapatkan pengetahuan yang benar. Kriteria kebenaran itu sendiri tidak mutlak, berbeda-beda menurut waktu, tempat, dan orang. Ketika Galileo Galilei menyatakan pada abad ke-12 bahwa bumi ini bulat dan berputar mengelilingi matahari para penguasa menganggapnya sebagai ajaran sesat yang haruscepat-cepat dihilangkan agar tidak menyesatkan masyarakat.Tetapi, beberapa abad kemudian, orang yang mengatakan bahwa bumi ini tidak bulat dan tidak mengelilingi matahari dianggap sebagai orang yang paling bodoh. Contoh ini menunjukkan bahwa kebenaran itu bersifat tentatif.

Pernyataan tentang apa yang dianggap sebagai suatu kebenaran itu dilakukan melalui suatu proses penalaran.Proses ini bertitik tolak pada postulat-postulat tertentu tentang apa yang diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian. Penalaran silogisme, misalnya, bertitik tolak pada suatu premis mayor dan suatu premis minor. Premismayor adalah suatu pernyataan yang berlaku umum dengan kebenaran yang tidak perlu dibuktikan. Contohnya:

Premis mayor : Manusia mati.
Premis minor : Suharto adalah manusia.
Kesimpulan : Suharto mati.

Pernyataan “Suharto mati” adalah benar, jika kita dapat membuktikan bahwa Suharto adalah manusia dan bahwa manusia mati adalah benar. Kecuali postulat silogisme, dikenal pula postulat-postulatlain seperti postulat keajegan, postulat sebab akibat. Matahari terbit di sebelah timur adalah postulat keajegan karena kita menyaksikan bahwa di sepanjang hidup kita matahari selalu terbit di sebelah timur.

Bab II. Teori, Proposisi, dan Konsep

1. Teori 

Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidangtertentu. Dengan teori, itu kita dapat “membaca” kenyataan-kenyataan empiris yang terjadi di sekitar kita. Fakta empiris yang sama dapat diceritakan oleh beberapa orang dengan carayang berbeda-beda sesuai dengan “kacamata” teori yang mereka pergunakan. Tanpa teori, kita menjadi “buta” tentangperistiwa-peristiwa empiris yang terjadi di sekitar kita.Sebaliknya, tanpa diperhadapkan dengan peristiwa-peristiwaempiris, suatu teori akan menjadi lumpuh. Karena teori sangat penting dalam kaitannya dengan penelitian empiris, maka perlu kita mempunyai pemahaman yang sama tentang teori.Teori menurut Nan Lin adalah:

A set of interrelated propositions, some of which can beempirically test.

Teori pertama-tama terdiri atas seperangkat proposisi, yaitu pernyataan-pernyataan tentang hubungan di antara dua konsep atau lebih. Apabila seseorang diberi stimulus, maka iaakan memberikan reaksi dengan cara tertentu. Stimulus danreaksi adalah dua konsep yang dihubungkan menjadi satu proposisi. Misalnya, konsep hukuman yang dihubungkandengan konsep perilaku akan menjadi: “Jika anak diberihukuman, maka perilakunya berubah ke arah yang positif.”Pernyataan ini disebut proposisi. Suatu teori terdiri atas seperangkat proposisi yang salingberkaitan. Keterkaitan tersebut tersusun dalam suatu sistem yang memungkinkan kita mempunyai pengetahuan yang sistematis tentang suatu peristiwa. Dalam hubungan ini Kerlinger menyatakan bahwa:

A theory is a set of interrelated constructs (concepts),definitions, and propositions that present a systematicview of phenomena by specify relations among variables,with the purpose of explaining and predicting the phe-nomena.'

Masing-masing proposisi atau definisi atau konsep saling menerangkan sehingga kita memperoleh gambaran yang bulat dan utuh tentang suatu peristiwa.

Ciri ketiga dari teori adalah beberapa di antaranya dapat diuji secara empiris. Pengujian secara empiris inilah yang menjadi tugas metodologi penelitian.

Teori yang tersusun secara sistematis mempunyai beberapa fungsi tertentu. Fungsi pertama adalah fungsi eksplanatif,fungsi menjelaskan. Suatu teori harus mampu menjelaskan hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa lainyang terdapat dalam pengalaman empiris. Jika peristiwa yang satu adalah menurunnya nilai rupiah dibandingkan dengan valuta asing, dan peristiwa lainnya adalah menurunnya permintaan terhadap saham di pasar bursa, maka teori berusaha mencari dan menjelaskan hubungan di antara dua peristiwa ini. Eksplanasi adalah pernyataan tentang hubungan tertentu untuk menggambarkan sejumlah kegiatan (fenomena)yang teramati.

Teori Durkheim tentang hubungan antara keterisolasian sosial dengan tekanan psikologis dapat dipergunakan untukmenjelaskan tingginya angka bunuh diri di antara berbagaikelompok agama yang berbeda-beda tingkat partisipasi sosial anggotanya. Kemampuan eksplanatif suatu teori ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain
(1) kesederhanaanstrukturnya,
(2) kecermatan penjelasannya, dan
(3) relevansinya terhadap fenomena sosial yang berbeda-beda.

Fungsi kedua dari suatu teori adalah fungsi prediktif ataufungsi peramalan atau prakiraan. Jika suatu teori dapat menjelaskan hubungan antara pendidikan dengan pendapatan masyarakat, maka 1a dapat pula memperkirakan tingkat pendapatan suatu masyarakat dengan perkembangan pendidikan tertentu. Eksplanasi bersifat positif, tetapi prediksi bersifat probabilitis. Jika langit mendung dengan awan hitam yang menutupinya, maka akan turun hujan. Langit mendung adalah fakta, kenyataan yang dapat diukur, sesuatu yangpositif karena sudah terjadi. Tetapi hujan turun masih bersifatk emungkinan, belum tentu terjadi.

Prediksi dengan sifatnya yang probabilistis itu dapatditerapkan dalam tiga jenis situasi. Yang pertama untuk waktuyang akan datang. Pengetahuan kita terhadap waktu yanglampau dan waktu sekarang dapat diterapkan untuk waktu yang akan datang. Pada waktu-waktu yang telah kita lampaui,kita ketahui bahwa matahari selalu terbit di sebelah timur.Karena itu, kita mengatakan bahwa besok (belum kita masuki)matahari terbit di sebelah timur. Tetapi, pernyataan ini bukansuatu kepastian, melainkan pernyataan yang probabilistis.

Kepastiannya baru ada setelah kita menyaksikannya besok.Penerapan yang kedua adalah untuk tempat yang berbeda.Apabila pendidikan dapat menaikkan pendapatan suatu masyarakat, maka kita dapat menerapkannya padamasyarakat lain yang belum pernah kita amati. Tetapi, bahwa pada masyarakat yang lain itu berlaku pernyataan tersebut,Itu adalah sesuatu yang probabilistis. Penerapan yang ketigaadalah di dalam kelompok sosial yang lebih besar. Jika pernyataan itu kita ketahui dalam kelompok masyarakat yang kecil, maka dapat juga kita berlakukan pada kelompok yang lebih besar. Tetapi, penerapannya dalam kelompok yang lebihbesar itu bersifat probabilistis.

Fungsi ketiga dari suatu teori adalah fungsi kontrol. Teoritidak hanya menjelaskan dan memperkirakan, tetapi jugamampu mengendalikan peristiwa supaya tidak mengarah padahal-hal yang negatif."

2. Proposisi

Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. Jika harga suatu barang naik, maka permintaan berkurang. Harga dan permintaan adalah dua konsep yang dihubungkan dengan jika... maka .... Pernyataan Ini adalah proposisi, atau dalam ilmu ekonomi disebut hukum ekonomi. Hubungan di antara kedua konsep itu bermacam-macam, ada hubungan kausal (sebab akibat), ada hubungan korelasional (positif dan negatif), ada hubungan fungsional.

Proposisi merupakan bahan untuk membentuk teori, dan membutuhkan konsep sebagai bahan bakunya. Suatu proposisi mempunyai makna teoretis jika ia dibentuk dari konsep-konsep kunci suatu disiplin ilmu pengetahuan. Setiap disiplinilmu memiliki konsep kunci. Di dalam ilmu pendidikan,misalnya, kita mengenal konsep-konsep: belajar, minat, stimu-lus, motivasi, dan sebagainya. Dalam ilmu ekonomi kita mengenal konsep-konsep: kebutuhan, produksi, konsumsi,distribusi, investasi, dan sebagainya.

3. Konsep

Konsep merupakan bahan baku ilmu pengetahuan. Darikonsep dibentuk proposisi, dan proposisi itu membentuk teori.Nan Lin merumuskan konsep sebagai:

.. @ term which has been assigned some specific seman-tic meaning ....

Konsep adalah istilah atau simbol yang menunjuk padasuatu pengertian tertentu. Rambu-rambu lalu lintas adalahsimbol, dan simbol itu menunjuk pada suatu pengertian tertentu yang perlu dipahami dan dipatuhi sebagai suatu per-aturan. “Sekolah” adalah istilah, dan istilah ini mengingatkan kita pada sesuatu yang konkret seperti gedung, guru, murid,pelajaran, dan sebagainya. “Wawewo” juga sebuah istilah,tetapi istilah ini tidak mengandung makna, tidak menunjuk pada suatu pengertian, karena itu Ia bukan konsep.

Konsep adalah sesuatu yang abstrak tetapi menunjuk padasesuatu yang konkret. Abstraksi suatu konsep itu bertingkat- tingkat, ada yang abstraksinya sangat tinggi, dan ada yang rendah. Misalnya, “minat” adalah suatu konsep yang sukardicarikan hal-hal konkret sebagai penunjuknya, tetapi “kursi”adalah konsep yang sangat mudah dihubungkan dengan hal-hal yang konkret. Konsep-konsep yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan mempunyai sifat abstraksi yang sangat tinggi. Konsep seperti ini oleh Kerlinger disebut construct' atau konsep nominal.

Construct atau konsep nominal adalah konsep yang bersifatu mum, yang pengertiannya tidak terikat pada waktu dan tempat. Arti dari konsep seperti itu dapat ditemukan dalam buku teks, kamus, atau ensiklopedia. Tetapi, ada Juga konsep yang pengertiannya dibatasi dalam suatu populasi tertentu di suatu tempat tertentu, misalnya “motivasi belajar mahasiswa di Indonesia.” Motivasi adalah konsep yang bersifatumum, tetapi motivasi belajar mahasiswa di Indonesia adalah konsep yang hanya berlaku pada populasi mahasiswa di Indo-nesia. Kerlinger menamakan motivasi itu dengan construct,sedangkan motivasi belajar mahasiswa dinamakan konsep.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel