Makalah Ilmu Ekonomi Produksi Lengkap

BAB I 

PENDAHULUAN  


1.1. Latar Belakang 


Manusia sebagai makhluk Tuhan dikarunia akal, sehingga mampu mengatur kehidupannya dan hidup berdampingan untuk memenuhi kebutuhannya. Banyak kebutuhan manusia untuk hidup, antara lain kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pekerjaan, keamanan, dan keadilan. Hewan, ialah binatang yang hidup di darat baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar dan dapat didayagunakan oleh manusia dalam wujud “peternakan” untuk dapat memberikan produksi (daging, telur, susu), lapangan pekerjaan, pendapatan, keperluan adat istiadat, agama, kesenangan/hobbi. Misalnya : “Karapan sapi “ di pulau Madura, Aduan Domba di Priangan, “Makepung Kerbau” di Pulau Sulawesi, dan Pemeliharaan Aneka ternak unggas.

Tanah air Indonesia mempunyai potensi yang sangat besardalam bidang peternakan dan hewan. Karunia Tuhan tersebut wajib disyukuri dengan mendayagunakan sumber daya yang ada agar dapat dicapai manfaat yang sebesarbesarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Pengembangan bidang peternakan akhirakhir ini semakin menjadi perhatian penting karena :
  1. Adanya program diversifikasi pangan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, yang mana dalam kaitan ini peternakan merupakan sumber produksi pangan berkualitas tinggi. 
  2. Permintaan konsumsi masyarakat akan produk peternakan masih jauh melebihi persediaan yang ada. 
  3. Usaha ternak di pedesaan mampu memberikan tambahan pendapatan dan lapangan pekerjaan bagi keluarga petani dan masyarakat. 
Upaya mendayagunakan hewan dengan sebaik-baiknya tidaklah mudah, oleh karena itu perlu adanya suatu pengetahuan yang mantap dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. Peran Fakultas Peternakan sangat besar untuk memberikan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat agar tahu, mau, dan mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengembangan usaha ternak.

Berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan–Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang disebut peternakan adalah pengusahaan ternak. Pengertian ternak ialah hewan peliharaan, yang kehidupannya mengenai tempat, perkembangbiakan serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia serta dipelihara khusus sebagai penghasil bahan dan jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia. Secara garis besar, bidang peternakan menyangkut aspek kesejahteraan hidup hewan, aspek teknologi, dan aspek sosial ekonomi (Zoo-technosocio-economics). Aspek tersebut menjadi mata ajaran sebagai pengetahuan yang mantap berupa Ilmu Pengetahuan Peternakan. Ilmu tersebut minimal harus dikuasai oleh seorang yang menyandang gelar Sarjana Peternakan.

Mata kuliah Ilmu Ekonomi Produksi diajarkan pada mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro dalam semester III dengan bobot Satuan Kredit Semester (SKS) : 3. Mata kuliah diharapkan pada setiap Sarjana Peternakan mampu berpikir ekonomi pada produksi peternakan. Adapun keterkaitan mata kuliah Ilmu Ekonomi Produksi dengan mata kuliah lain yang terdapat di Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro secara garis besar dibuat bagan seperti Bagan 1. 

Bagan 1. Keterkaitan Mata Kuliah Ilmu Ekonomi Produksi dengan Mata  Kuliah Lain yang Terdapat di Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.

 Keterangan :
  • USPET : Usaha Peternakan 
  • KOP : Koperasi dan Kewirausahaan
  • PIE : Pengantar Ilmu Ekonomi
  • PIP : Pengantar Ilmu Peternakan
  • MATH : Matematika
  • STAT : Statistika
  • MKK : Mata kuliah Keahlian
  • MKDK : Mata Kuliah Dasar Keahlian  

1.2. Permasalahan Dalam Ekonomi Produksi 


Seperti halnya telaah mengenai masalah ekonomi secara umum, maslah ekonomi produksi timbul karena adanya keinginan/kebutuhan untuk berproduksi di satu pihak sedangkan pihak yang lain yaitu sumberdaya tersedia dalam jumlah yang sangat terbatas (langka). Pengetahuan ekonomi produksi memberi “Landasan teoritis Mengenai Bagaimana Seorang Produsen Mengambil Keputusan Optimasi” terutama dalam hal :
  1. Bagaimana memanfaatkan sumberdaya yang terbatas dengan suatu aktifitas yang optimum untuk mendapatkan laba (profit) yang maksimum,
  2. Bagaimana upaya memaksimumkan output sedangkan inputnya dalam kondisi tetap 
  3. Bagaimana meminimumkan input pada kondisi output yang tetap.  

1.3. Pendekatan Pemecahan Masalah Ekonomi Produksi  


Tiga masalah utama dalam Ilmu Ekonomi Produksi didekati dengan memberikan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk satu semester agar mahasiswa mampu berpikir taraf 6 (evaluasi). Dalam SAP, secara rinci disebutkan mengenai Pokok Bahasan, Tinjauan Instruksional Umum (TIU), Tinjauan Instruksional Khusus (TIK), Kegiatan Pengampu dan Mahasiswa, serta peralatan yang digunakan termasuk diktat teori.  Kemantapan pengetahuan mahasiswa tentang Ekonomi Produksii dievaluasi dengan tugas terstuktur, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester dengan pedoman “Pedoman Acuan Normal” : PAN. Keterkaitan setiap pokok bahasan mata kuliah Ilmu Ekonomi
Produksi untuk landasan pengambilan keputusan Optimasi dibuat bagan seperti bagan 2.

Pengetahuan Ekonomi Produksi  


Bagan 2. Keterkaitan Setiap Pokok Bahasan Mata Kuliah Ekonomi Produksi di Fakultas  Peternakan Universitas Diponegoro. 

BAB II
POKOK BAHASAN I : SEGI EKONOMI DARI PRODUKSI  

A. Materi Pokok Bahasan Segi Ekonomi dari Produksi adalah : 

  1. Pengertian istilah ekonomi dan produksi,
  2. Tujuan mempelajari pengetahuan ekonomi di bidang produksi,
  3. Ruang lingkup ekonomi produksi peternakan,
  4. Konsep-konsep dan hukum-hukum ekonomi yang umum dipakai.  

B. Tujuan Instruksional Umum : 

Pada akhir kuliah, mahasiswa mampu berpikir taraf 1, yaitu dapat tahu mengenai istilah umum, tujuan, ruang lingkup dan konsep-konsep dasar serta hukum-hukum ekonomi produksi. 

C. Tujuan Instruksional Khusus : 

Pada akhir kuliah, mahasiswa dapat :
  1. Mendefinisikan  istilah ekonomi produksi,
  2. Mengidentifikasikan persoalan yang masuk bidang ekonomi produksi,
  3. Menyatakan kembali konsep-konsep dasar dan hukum-hukum ekonomi yang umum berlaku  

D. Kegiatan : 

Bagi Pengampu adalah memberi kuliah tatap muka dalam kelas dan belajar mandiri. Bagi mahasiswa harus mengikuti kuliah dan belajar mandiri/berkelompok di luar kelas.
E. Peralatan : Papan tulis, kapur tulis, pengejar suara, OHP-OHT, dan diktat kuliah.

F. Teori  


F. 1. Pengertian Istilah Ekonomi dan Produksi 


Istilah ekonomi yang kita kenal saat ini berasal dari kata “Oikonomie” yang ditulis oleh Aristoteles dalam kitabnya yang berjudul “Negara”. Di dalam kitab itu dibedakan antara arti oikonomi yang menyelidiki peraturan-peraturan rumah tangga dan “Chremastiti” yang mempelajari peraturan-peraturan tukar-menukar. Aristoteles dengan kitabnya itu telah diakui sebagai kaum perintis jalan bagi ekonomi yang bersifat teori.

Peraturan-peraturan rumah tangga mengandung makna bahwa kepala rumah tangga mengandung makna bahwa kepala rumah tangganya. Jika suatu “oikos” (rumah tangga) mempunyai kelebihan sesuatu, maka sudah menjadi kewajaran untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa lain yang berlebihan di rumah tangga yang lain. Dalam perkembangan lebih lanjut, pengetahuan ekonomi telah menjadi suatu “ilmu pengetahuan” karena memiliki sifat-sifat “ilmu” yaitu :
  1. Pengetahuan ekonomi diperoleh dengan metode/tata cara ilmiah. Metode ilmiah menekankan pada keruntutan berpikir (sistematika), asumsi atau anggapan untuk berlakunya pengetahuan yang diperoleh, dan pengujian di alam yang nyata.
  2. Pengetahuan ekonomi mampu menjelaskan fenomena/gejala di alam yang nyata menjadi suatu abstraksi/sari yang bersifat general (berlaku umum).
  3. Pengetahuan ekonomi mampu memprediksikan/memperkirakan kejadian yang akan datang. Dalam hal ini tentu saja harus didukung oleh asumsi dasarnya karena sering prediksi tidak cocok disebabkan asumsi tersebut tidak berlaku lagi. 
Ilmu ekonomi termasuk golongan Ilmu Sosial dan adakalanya dinamakan “ratu” ilmu-ilmu sosial mengingat di dalam kelompok ilmu-ilmu sosial tersebut ilmu ekonomilah yang pertama menggunakan metode kuantitatif dalam analisa-analisanya. Perhatian yang utama dalam Ilmu Ekonomi adalah untuk menelaah “Bagaimana seharusnya menggunakan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi kepuasan akhir”. Sekarang ini ada banyak definisi mengenai Ilmu Ekonomi. Samuelson, P. A (1973) dalam buku “Ekonomics” mendefinisikan Ilmu Ekonomi sebagai berikut :

“Ilmu ekonomi adalah suatu telaah mengenai bagaimana seharusnya manusia/masyarakat menentukan pilihannya, baik dengan atau tanpa menggunakan uang dalam menggunakan sumberdaya yang terbatas jumlahnya dan yang mempunyai alternatif penggunaan untuk menghasilkan barang serta jasa kemudian  menyebarkannya baik untuk keperluan sekarang atau masa yang akan datang di antara anggota-anggota masyarakat”. Definisi lain dapat dibuat sebagai berikut : “ Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan materiil sepuasnya-puasnya dengan sumberdaya yang terbatas:.  Hal penting yang harus menjadi perhatian bagi mahasiswa adalah bahwa :

“Definisi bukanlah Hukum, melainkan keterangan pemakaian kata yang didefinisikan tersebut”. Dengan demikian sudah sewajarnya setiap orang dapat mendefinisikan berdasarkan pengertiannya masing-masing untuk membuat perkataan maupun pernyataan yang diungkapkan. Perkataan Ekonomi dapat didefinisikan dengan baik jika definisi itu terdapat ungkapan :
  1. Kebutuhan materiil (barang dan jasa yang dapat di ukur) yang harus dipuaskan.
  2. Sumberdaya (alam, tenaga kerja, modal, kecakapan) yang tebatas (langka) jumlah dan kwalitas 
  3. Adanya upaya (aktifitas) manusia untuk memenuhi kebutuhan materiil tersebut. 
Dalam upaya memenuhi kebutuhan, manusia memerlukan barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut tidak tersedia begitu saja, tetapi harus dibuat dengan pengorbanan tertentu. Daging sapi yang menjadi bahan pangan untuk kepuasan manusia tidak tersedia secara langsung tetapi melalui proses yang panjang. Bermula dari rumput kemudian melibatkan kegiatan manusia untuk mengelola lahan, sapi dan modal sampai menjadi daging yang siap dimakan  telah terjadi perubahan bentuk, sifat, tempat dan waktu. Perubahan-perubahan tersebut mengarah pada suatu perubahan barang dan jasa yang kurang berguna menjadi barang yang lebih berguna untuk memenuhi kepuasan manusia.

Produksi dalam artian yang umum didefinisikan sebagai segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda untuk memenuhi kebutuhan kepuasan manusia. Setiap proses untuk menghasilkan barang dan jasa dinamakan “Proses Produksi”. Produksi dalam artian lebih “operasional” adalah suatu proses dimana satu atau beberapa barang dan jasa yang di sebut “input” diubah menjadi barang dan jasa yang di sebut “output”.

Banyak jenis kegiatan yang terjadi dalam proses produksi karena ada perubahan bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Masing-masing perubahan tersebut menentukan penggunaan input untuk menghasilkan output yang diinginkan. Ekonomi Produksi dapat diartikan sebagai “Peraturan rumah tangga di bidang produksi oleh karena terbatasnya sumberdaya sedangkan kebutuhan produsen tidak kunjung dipuaskan”.

F. 2. Tujuan Mempelajari Ekonomi Produksi  

Mata kuliah Ekonomi Produksi memberiakn landasan teoritis tentang bagaimana seorang produsen menentukan keputusan optimasi kegiatan produksinya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Optimasi kegiatan produksi mengandung pengertian bahwa produsen selalu mengambil keputusan yang optimal dalam bekerja. Keputusan yang optimal adalah bekerja dengan kuantitas dan harga produk yang mendatangkan keuntungan maksimum atau jika rugi maka kerugian tersebut harus minimum.  Optimasi kegiatan produksi mencakup optimasi input-output, input-input, outputoutput, dan optimasi suatu perusahaan (firm). Disamping bahasan optimasi yang merupakan puncak pengetahuan ekonomi produksi, maka dibahas pula mengenai teori produksi dan biaya produksi sebagai landasan untuk menuju optimasi kegiatan produksi.

F.3. Ruang Lingkup Ekonomi Produksi Peternakan  

Secara khusus, ruang lingkup ekonomi produksi peternakan mencakup telaah kegiatan ekonomi di bidang produksi peternakan yang dimulai dari adanya kegiatan memasukkan input kemudian diakhiri setelah output dikeluarkan oleh produsen. Di bidang peternakan, output yang utama adalah air susu bagi usaha sapi perah, daging bagi usaha sapi kareman, dan ayam, telur bagi usaha itik dan unggas lainnya. Sedangkan yang termasuk input adalah lahan, bibit ternak, pakan, obat-obatan, peralatan, bahan bakar, tenaga kerja, modal bangunan dan uang. Batasan ruang lingkup tersebut penting dikemukakan mengingat “makna produksi” secara mendasar dapat mencakup semua kegiatan yang memasukkan input untuk mendapat output.

F.4. Konsep dan Hukum Ekonomi Produksi  

Konsep adalah lambang-lambang yang dipergunakan untuk menyatakan buah pikiran yang mempunyai arti khusus. Sedangkan hukum adalah peraturan-peraturan tentang sesuatu hal yang telah disepakati kebenarannya. Konsep dan hukum ekonomi di bidang produksi yang sering dijumpai di bab yang lebih lanjut adalah sebagai berikut :
  1. Konsep Efisiensi Ada dua konsep efisiensi dalam penyelenggaraan produksi yaitu efisiensi teknis dan ekonomis. Efisiensi teknis menyatakan perbandingan output fisik dengan input fisik telah mencapai maksimum. Efisiensi ekonomis menyatakan kondisi proses produksi elah mencapai keuntungan yang maksimum berupa nilai uang (bukan berupa hasil produk fisik). 
  2. Konsep Biaya Alternatif Terbaik/Opportunity Cost Opportunity Cost adalah nilai produk yang tidak diproduksikan karena inputnya telah digunakan untuk menghasilkan produk lain. Jika input X telah digunakan untuk produksi Y1 dengan laba Rp 1000,-, sedangkan penggunaan input X untuk produksi alternatifnya Y2 adalah Rp 2000,-, maka Opportunity Cost Y1 adalah Rp 2000,-. (Rp 2000,- adalah laba terbaik dari laba yang mungkin dapat diperoleh). 
  3. Konsep Keuntungan Maksimum dan Kerugian Minimum Keuntungan maksimum dan kerugian minimum merupakan perwujudan perilaku produsen yang mengejar kepuasan maksimum dari apa yang dikerjakan. Dengan menggunakan konsep tersebut memudahkan analisis kuantitatif dari perilaku produsen yang bersifat abstrak. 
  4. Konsep Optimasi Optimasi adalah keputusan produsen bekerja dengan optimal (optimum = seimbang = baik). Keadaan ini tercapai jika keuntungan maksimum tercapai atau dalam kerugian minimum. 
  5. Konsep Jangka Waktu Produksi Ada dua jangka waktu yang menjadi perhatian dalam analisis produksi yaitu jangka pendek (Short Run) dan jangka panjang (Long Run). Short Run adalah waktu yang cukup lamauntuk mengubah output tanpa mengubah kapasitas usaha (perusahaan). Sedangkan Long Rn adalah jangka waktu yang cukup lama untuk mengubah output dengan mengubah kapasitas usaha (perusahaan). 
  6. Konsep Mekanisme Pasar Mekanisme pasar adalah bekerjanya perekonomian melalui pasar. Dalam mekanisme pasar, tingkat harga ditentukan oleh kebebasan bertindak agen-agen ekonomi yang menghasilkan kekuatan permintaan dan penawaran. 
  7. Konsep Marjinal/Marginal Konsep adalah perbandingan antara nilai tambahan produk dengan nilai tambahan satu satuan input. Konsep ini untuk menentukan tingkat optimalisasi produksi  
  8. Law of Increasing Return Hukum ini menyatakan bahwa setiap penambahan input kepada input yang tetap, akan menghasilkan tambahan output yang semakin besar dibanding tambahan inputnya. 
  9. Law of Diminishing Return Hukum ini menyatakan bahwa setiap penambahan input kepada input yang tetap akan menghasilkan tambahan output yang semakin lama menjadi semakin kecil dibandingkan tambahan inputnya. 
  10. Law of Decreashing Return Hukum ini menyatakan bahwa setiap penambahan input kepada input yang tetap akan menghasilkan penurunan output yang semakin lama menjadi semakin besar dibandingkan tambahan inputnya. 
  11. Economics of Scale dan Diseconomic of Scale Economics of Scale adalah penghematan kegiatan produksi karena skala usaha menjadi lebih besar. Sedangkan Diseconomic of Scale adalah pemborosan kegiatan produksi karena skala usaha menjadi lebih besar  

G. Pustaka yang Menunjang Pemahaman   


Bishop, C. E. dan Toussaint, W. D. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Mutiara. Jakarta. h : 28 – 47.

Boediono. 1982. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis Ilmu-ilmu Ekonomi. BPFE-UGM. Yogyakarta. H : 1 - 4.

Ferguson, C. E. Dan Gould JP. 1975. Micro Economic Theory. Richard D. Irwin Inc. Homewood. Illinois. England. H : 1 – 6.

Partadiredja, A. 1981. Pengantar Ekonomika. BPFE – UGM. Yogyakarta. H : 21 – 23.
Sudarman, A. 1980. Teori Ekonomi Mikro. BPFE – UGM. Yogyakarta. H : 1 – 3.  Samuelson, PA. 1973. Economics. 9th Edition. Tokyo. Mc. Graw Hill Kogakusha. H : 3.

Zimmerman, L. J. 1967. Sejarah Pendapat-pendapat Tentang Ekonomi. Sumur Bandung. Bandung. H : 1-3.

BAB III 

POKOK BAHASAN  II : PRODUKSI 

 

A. Materi Pokok Bahasan Produksi adalah : 

  1. Kaitan faktor produksi dengan produksi
  2. Fungsi produksi dan kurva produksi
  3. Elastisitas produksi
  4. Istilah hubungan produk dengan inputnya   

B. Tujuan Instruksional Umum adalah sebagai berikut : 


Pada akhir kuliah, mahasiswa diharapkan mampu berpikir taraf 3, yaitu dapat menerapkan teori dengan menggambarkan perilaku hubungan produk dengan inputnya pada produksi.

C. Tujuan Instruksional Khusus adalah agar mahasiswa mampu : 

  1. Menjelaskan kembali berdasar presepsi mahasiswa tentang kaitan faktor produksi dengan produksinya 
  2. Membedakan produk dan faktor-faktor produksinya 
  3. Menghitung per unit input dengan teliti 4
  4. melukiskan kurva produksi  

D. Kegiatan : 

Bagi pengampu adalah memberi kuliah tatap muka dalam kelas, memberi tugas terstruktur, belajar dan mengevaluasi. Bagi mahasiswa, diharuskan mengikuti kuliah, menjalankan tugas terstruktur belajar mandiri/berkelompok.

E. Peralatan : Papan tulis, kapur tulis, pengeras suara, OHP – OHT dan diktat kuliah.   


 F. Teori : 

F.1.  Kaitan Faktor Produksi dengan Produksi 


Telah dijelaskan dalam Pokok Bahasan I, bahwa produksi melibatkan aktivitas memasukkan barang dan jasa yang dinamakan input untuk memperoleh barang dan jasa lain yang dinamakan output. Input dan output merupakan barang dan jasa yang belum dinilai dengan satuan harga, jadi masih dalam wujud satuan fisik seperti apa adanya.
Istilah yang populer dari input adalah sumberdaya. Ada banyak sekali sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk dan dapat digolongkan menjadi empat golongan besar, yaitu :
  1. Sumberdaya alam : lahan, air, cuaca dan iklim.
  2. Sumberdaya manusia : kuantitas dan kualitas tenaga kerja.
  3. Sumberdaya tanaman dan hewan : kuantitas dan kualitas spesiesnya. 
  4. Sumberdaya buatan manusia : modal uang maupun barang, dan semua hasil budidaya dapat digunakan sebagai sumber daya untuk produksi.
Sumber yang adanya bersifat mutlak untuk menghasilkan produk dinamakan “Faktor Produksi”. Keadaan jumlah dan kualitas faktor produksi menentukan jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan dalam proses produksi. Dalam keadaan teknologi tertentu, hubungan antara faktor produksi dengan produknya tercermin dalam spesifikasi fungsi produksinya.  Ada juga yang menggolongkan sumberdaya menjadi dua bagian besar, yaitu :
  1. 1). Sumberdaya manusia (human resources) dan 2). Sumberdaya bukan manusia (nonhuman resources). Sumberdaya tersebut mempunyai karakteristik yaitu : 1). Terbatas dalam jumlahnya, 2). Dapat berubah-ubah untuk dipakai dalam berbagai penggunaan alternatif, dan 3). Dapat dikombinasikan dalam berbagai proporsi untuk menghasilkan suatu produk. 
Dengan mempelajari kaitan faktor produksi dengan produksinya seperti di atas, maka sekilas nampak mudah untuk membedakan mana faktor produksi dan mana yang termasuk produknya. Kesulitan yang dapat timbul adalah “adanya produk yang butuhkan untuk memproduksi produk lain”. Sebagai contoh :
  1. Pakan jadi yang berupa ransum. Apakah ransum ini termasuk faktor produksi/input ataukah produk/output? 
  2. Daging sapi. Apakah daging sapi ini termasuk faktor produksi/input ataukah produk/output? 
  3. Kecakapan atau skill. Apakah skill ini termasuk faktor produksi/input ataukah produk/output?
Agar dapat lebih jelas dalam membedakan mana faktor produksi dan mana hasil produksinya maka perlu diingat “Tujuan akhir dari seorang produsen itu sendiri”. Berdasarkan hal tersebut maka contoh diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Ransum ternak bagi produsen makanan ternak merupakan hasil akhir yang dituju sehingga ransum ternak tersebut yang menjadi produknya. Faktor produksinya mungkin saja berupa tenaga kerja dan modal. Bagi produsen susu sapi, ransum jadi tersebut bukan menjadi tujuan akhir. Tujuan akhir produsen adalah produk air susu sapi, dengan demikian ransum diperlukan untuk menghasilkan air susu sapi. Sehingga ransum tersebut merupakan faktor produksi sedangkan air susu sapi sebagai produknya. 
  2. Daging sapi bagi produsen “dendeng” merupakan faktor produksi, sedangkan bagi produsen sapi merupakan hasil produksi. 
  3. Kecakapan/skill bagi produsen ternak merupakan faktor produksi, tetapi bagi produsen pakar (perguruan tinggi) merupakan hasil produksi.  

F. 2. Fungsi Produksi  

Hubungan antara faktor produksi dengan hasil  produksinya dapat diberi ciri khusus berupa suatu fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu hubungan matematis yang menggambarkan jumlah hasil produksi tertentu ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang digunakan. Jumlah hasil produksi merupakan “dependent variabel” dan jumlah faktor produksinya sebagai “independent variabel”. Secara matematis fungsi produksinya ditulis sebagai berikut :

Y = f (X1, X2, X3, ...........Xn)

Dimana :Y : hasil produksi fisik (matrik)

X1.......Xn : faktor-faktor produksi

Bentuk hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
  1. Yt = a + bXt + Et ------> Fungsi linier sederhana
  2. Yt = a + b1X1t + b2X2t +...... bnXnt + Et ------> Fungsi linier berganda 
  3. Yt = a + b1X1t + b2X1t2 + Et ------> Fungsi kuadratik
  4. Yt = a X1tbi 10Et  ------> Fungsi Cobb-Douglas sdrhn 
  5. Yt = a X1tb1 X2tb2 ..... Xntbn 10Et ------> Fungsi Cobb-Douglas bergnd
Suatu hal yang harus diperhatikan adalah ada banyak sekali bentuk persamaan aljabar yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu fungsi produksi. Tidak ada suatu bentuk yang dapat dipakai untuk menggambarkan produksi di setiap daerah dan pada suatu keadaan. Tetapi jika bentuk fungsi produksi telah ditemukan, maka keterangan itu sangat berguna bagi produsen untuk mengambil keputusan optimasi. Oleh karena itu, penelitilah yang mempunyai tugas untuk menemukan fungsi produksi di setiap keadaan usaha.

Bentuk persamaan aljabar yang menyatakan fungsi produksi seperti diatas perlu disempurnakan dengan menentukan konstanta dari a dan b secara statistik dihitung dengan metode “Least Sguare” dari sekumpulan data produk dan faktor produksinya. Prinsip “Least Sguare” adalah membuat suatu garis dari sekumpulan titik dalam suatu ruang dimana letak garis tersebut mempunyai simpangan yang paling kecil dari letak titik-titik yang ada. Cara yang lebih rinci dapat dipelajari dalam statistika.

Pada bentuk persamaan yang melibatkan lebih dari dua variabel (satu variabel Y dan lebih dari satu variabel X), maka hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya tidak perlu digambar karena disamping sukar juga menyulitkan tafsirannya. Tetapi jika hanya melibatkan dua variabel saja, maka sebaliknya hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya digambarkan untuk menjadikan jelas dalam tafsiran maknanya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel