Makalah Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lengkap
Selasa, 11 September 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi bukan merupakan
proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan
terputus-putus (discontinuous), yaitu gangguan-gangguan terhadap
keseimbangan yang telah ada. Perkembangan ekonomi disebabkan oleh adanya
perubahan-perubahan terutama dalam lapangan industri dan
perdagangan.Berproduksi berarti mengkombinasikan bahan-bahan dan tenaga yang
ada atau yang dapat dicapai menghasilkan barang dengan metode lain (inovasi). Inovasi
dapat berbentuk lima hal yaiu:
a)
Mengemukakan atau mengenalkan barang-barang baru, atau
barang-barang yang berkualitas baru yang belum dikenal oleh konsumen
b)
Mengenalkan suatu metode produksi yang baru
c)
Penemuan sumber-sumber ekonomi baru
d)
Menjalankan organisasi baru dalam industri
Adanya kemungkinan inovasi perlu,
tetapi belum cukup mendorong perkembangan ekonomi.Maka untuk adanya
perkembangan ekonomi masih diperlukan pelaksanaan inovasi-inovasi yang dalam
hal ini dilakukan oleh wiraswasta.Neo-klasik menekankan penggunaan tabungan
untuk investasi. Sebaliknya menurut Schumpeter, perkembangan-perkembangan
selanjutnya tidak bersifat gradual, tetapi mengandung ketidakpastian dan resiko
yang besar, sehingga tidak dapat diperhitungjan dulu dan akan timbul keraguan
dalam mengembangkan usahanya. Menurut Schumpeter motif-moif wiraswasta untuk
menaikan keuntungan atau standar hidup untuk dapat menang dalam persaingan dan
memperoleh kedudukan monopoli.Kunci teori Schumpeter ialah untuk perkembangan
ekonomi faktor yang terpenting adalah wiraswasta (enterpreneur).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan sebuah latar belakang
masalah, “Bagaimanakah gambaran perekonomian Indonesia?”
1.3
Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan
masalah di atas, maka penulis merumuskan sebuah tujuan penulisan makalah,
“Untuk gambaran perekonomian Indonesia?”
1.4 Kegunaan Makalah
1. Secara
Teoretis
a)
sebagai dasar
pemikiran dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan ekonomi.
b)
sebagai acuan
dalam memahami perkembangan perekonomian Indonesia.
2. Secara
Praktis
a)
sebagai pengetahuan penulis dalam memahami fenomena
perekonomian Indonesia.
b)
sebagai pijakan penulis dalam belajar ilmu ekonomi terutama
yang berkaitan dengan perkembangan perekonomian Indonesia.
1.5 Prosedur
Penulisan Makalah
Makalah ini disusun
dengan menggunakan pendekatan kualitatif.Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang
dibahas dengan jelas komperhensif. Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan
dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui
kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data
tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan
data serta mengapilkasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan
Ekonomi
Menurut Prof. Simon
Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai ”kenaikan jangka
panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis
barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan
kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang
diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama,
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara
terus-menerus persediaan barang;kedua, teknologi maju merupakan
faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan
dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan
teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang
kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan
umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000:57).
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses
kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga
hal yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi
adalah suatu “proses” bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita
melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu
perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada
perubahan atau perkembangan itu sendiri.
Pertumbuhan ekonomi juga
berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam pengertian ini teori
tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai
pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka
perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga
adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila
selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan
kecenderungan yang meningkat (Boediono, 1992:1-2).
2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan
Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip
dengan teori Harrod-Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
a.
Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu,
misalnya P per tahun.
b.
Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap
periode.
c.
Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save)
oleh masyarakat yang dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q).
Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya.
d.
Semua tabungan masyarakat di investasikan S = I = ΔK.
Sesuai dengan anggapan
mengenai kecenderungan menabung, maka dari output disisakan sejumlah proporsi
untuk ditabung dan kemudian di investasikan. Dengan begitu, maka terjadi
penambahan stok kapital (Boediono, 1992: 81-82).
2.1.2 Teori Pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar
Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah
Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini
mempunyai asumsi yaitu:
a.
Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full
employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan
secara penuh.
b.
Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah
tangga dan sektor perusahaan.
c.
Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan
besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d.
Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to
save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output
ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental
capital-output ratio = ICOR).
Menurut Harrod-Domar,
setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan
nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal yang rusak. Namun
demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan
investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah
kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR).
Dalam teori ini
disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan
suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan
kemudian di investasikan, maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh
(Lincolyn, 2004:64-67).
2.2 Gambaran
Perekonomian Indonesia Di Tahun 2000 – 2010
Pertumbuhan ekonomi
nasional yang dihitung melalui GNP (Gross National Product) dapat juga
dijadikan indikator atas laju perekonomian nasional yang dalam hal ini
menyangkut efektivitas dari tingkat investasi dalam maupun luar negeri.Selama
dekade 10 tahun terakhir (periode 2000 – 2010) terlihat perubahan yang
fluktuatif. Laju pertumbuhan terbesar tercatat pada tahun 2000 dengan nilai GDP
sebesar Rp. 1.389,8Triliundengan laju pertumbuhan sebesar 4,89% dari
tahun sebelumnya. Angka laju tersebut ternyata mengalami peningkatan
hingga pada klimaks peningkatanmaksimal pada tahun 2007 hingga mencapai kondisi
sebesar 6,35 % dengan nilai nominal Rp. 1964,0 Triliun.Untuk lebih jelasnya
bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Periode 2000-2010 atas dasar harga konstan tahun 2000
Tahun
|
GDP tahun dasar (Triliun rupiah)
|
Laju Pertumbuhan
(%)
|
2000
|
1.389,8
|
4,89
|
2001
|
1.443,0
|
3,83
|
2002
|
1.506,2
|
4,37
|
2003
|
1.579,6
|
4,87
|
2004
|
1.660,6
|
5,12
|
2005
|
1.749,6
|
5,35
|
2006
|
1.846,7
|
5,60
|
2007
|
1.964,0
|
6,35
|
2008
|
2.082,1
|
6,01
|
2009
|
2.176,8
|
4,55
|
2010
|
Blm diket.
|
Blm diket.
|
2.3 Faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi
Mengapa
suatu perekonomian dapat berkembang dengan cepat, tetapi terkadang tidak
mengalami perkembangan? Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara,
adakalanya bergerak dengan cepat, namun terkadang bergerak dengan lambat. Hal
ini dikarenakan ada faktor-faktor yang me- mengaruhinya. Berikut ini
faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
1) Barang Modal
Barang-barang modal adalah berbagai jenis barang yang
digunakan untuk memproduksi output (barang
dan jasa). Misalnya: mesin-mesin pabrik, peralatan pertukangan, dan sebagainya.
Barang-barang modal mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan efisiensi
pertumbuhan ekonomi. Tanpa adanya alat-alat yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa, masyarakat akan sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Penambahan jumlah barang modal dilakukan melalui investasi, sehingga semakin
tinggi investasi maka semakin besar jumlah barang modal. Semakin banyak jumlah
barang modal, barang dan jasa yang dihasilkannya pun akan semakin bertambah.
Meningkatnya hasil produksi barang dan jasa menandakan perekonomian mengalami
pertumbuhan.
2) Teknologi
Selain barang-barang modal, teknologi juga berpengaruh dalam
pertumbuhan ekonomi. Kemajuan ekonomi diberbagai negara terutama ditimbul- kan
oleh kemajuan teknologi. Di negara yang sedang berkembang diperlukan teknologi
tepat guna supaya manusia dapat memanfaatkan secara optimal apa yang ada dalam
diri dan lingkungannya, serta untuk menekan pemborosan penggunaan sumber daya
alam atau energi dalam proses produksi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa
dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi
menjadi lebih cepat jalannya.
Berikut ini beberapa pengaruh kemajuan teknologi bagi pertumbuhan
ekonomi.
1)
Mempertinggi efisiensi
produksi suatu barang dan jasa.
2)
Menciptakan penemuan
barang-barang baru yang belum pernah diproduksikan sebelumnya.
3)
Meningkatkan mutu
barang-barang yang diproduksikan.
3) Tenaga Kerja
Hingga saat ini, khususnya di negara yang sedang berkembang,
tenaga kerja masih merupakan faktor produksi yang dominan. Penduduk yang banyak
akan memperbesar jumlah tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja ini memungkinkan
suatu negara itu menambah jumlah produksi. Dengan demikian akan berpengaruh
pada pertumbuhan ekonomi. Apabila tenaga kerja tersebut didukung dengan
kualitas (pendidikan) tenaga kerja yang lebih baik, maka akan lebih
meningkatkan produktivitas tenaga kerja itu sendiri. Dengan demikian,
peningkatan tersebut akan menambah jumlah barang yang dihasilkan.
4) Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh
alam, seperti tanah, iklim, hasil hutan, hasil tambang, dan lain-lain yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usahanya mencapai kemakmuran. Sumber daya
alam akan dapat mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara.
Menurut Jhingan bahwa tersedianya sumber daya alam secara
melimpah belum cukup bagi pertumbuhan ekonomi, yang terpenting adalah bagaimana
memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian
sumber daya alam yang tersedia yang dimanfaatkan secara optimal akan membantu
dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Walaupun kekayaan alam mempunyai peran yang penting, hal ini
tidaklah berarti bahwa perkembangan ekonomi sangat tergantung pada banyaknya
kekayaan alam suatu negara. Perkembangan ekonomi di negara Belanda, Jepang, dan
Korea Selatan membuktikan bahwa walaupun tidak mempunyai kekayaan alam yang
berarti, perkembangan ekonomi negara-negara tersebut pun berkembang pesat.
5) Manajemen
Perekonomian dalam suatu negara akan berkembang pesat
apabila dikelola dengan baik. Sistem pengelolaan inilah yang dinamakan
manajemen. Seperti halnya bangsa Indonesia, memiliki potensi sumber daya alam
yang beragam dan melimpah serta jumlah penduduk yang besar, apabila potensi
yang ada dikelola dengan baik maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
6) Kewirausahaan
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah seseorang yang mampu dan
berani untuk mengambil risiko dalam melakukan suatu usaha guna memperoleh
keuntungan. Peranan wirausahawan dalam memajukan perekonomian telah terbukti
dari masa ke masa. Wira- usahawan dalam melakukan investasi akan memperluas
kesempatan kerja, meningkatkan output nasional, dan meningkatkan penerimaan
negara berupa pajak.
7) Informasi
Salah satu syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi
sumber daya ekonomi yang efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang.
Informasi sangat menunjang pertumbuhan ekonomi karena pelaku-pelaku ekonomi
dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat dan cepat.
2.4
TEORI-TEORI PERTUMBUHAN AHLI EKONOMI KLASIK
Dalam sejarah pemikiran
ekonomi para penulis pada bagia kedua abad ke 18 dan permulaan abad ke 20 lazim
digolongkan sebagai kaum Klasik. Kaum klasik dibedakan menjadi dua golongan:
(i) yang disebut golongan klasik saja-dan merupakan ahli-ahli ekonomi yang
mengemukakan analisisnya sebelum tahun 1870;dan (ii) kaum Neo-Klasik yang
merupakan ahli-ahli ekonomi yang mengemukakan analisisnya
sesudah tahun tersebut. Termasuk golongan pertama adalah Adam
Smith,David Ricardo,Robert Malthus,dan John Stuart Mill. Sedangkan golongan
yang kedua adalah Carl Menger Wicksel. Dari kedua golongan ekonomi klasik
tersebut,kaum Neo-Klasik merupakan ahli yang banyak mencurahkan perhatian
kepada sifat-sifat kegiatan masyarakat dalam jangka pensek dan sedikit sekali
menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi. Dari pandangan ini selanjutnya mereka
berpendapat bahwa pembangunan ekonomi,walaupun berjalan dengan lancer dan
teratur.
Ahli-ahli
ekonomi klasik, di dalam menganalisis masalah-masalah pembangunan,terutama
ingin mengetahui tentang sebab-sebab perkembangan ekonomi dalam
jangka panjang dan corak proses pertumbuhannya. Dalam membahas kedua persoalan
ini mereka mempunyai pandangan yang agak berbeda antara satu dengan lainnya.
Pandangan Adam Smith
Adam Smith ternyata bukan saja terkenal
sebagai pelopor ilmu ekonomi dan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakannya
pentingnya kebijakan laissez-faire,tetapi juga merupakan ahli
ekonomi pertama yang banyak menumpahkan
perhatian kepada masalah pembangunan,seperti dapat
dilihat dari judul bukunya,An Inquiry into the Nature and Causes of the
Wealth of Nations. Mengenai factor yang menentukan pembangunan,Smith
berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi.
Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan
meninggikan tingkat spesialisasi dalam perekonomian
tersebut. Sebagai akibat dari spesialisasi yang terjadi,maka tingkat
kegiatan ekonomi akan bertambah tinggi.
Mengenai
corak proses perumbuhan ekonomi, Smith mengatakan bahwa apabila pembangunan
sudah terjadi,maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara
kumulatif. Apabila pasar berkembang,pembagian kerja dan spesialisasi akan
terjadi, dan yang belakangan ini akan menimbulkan kenaikan produktivitas.
Kenaikan pendapatan nasional yang disebabkan oleh perkrmbangan tersebut dan
perkembangan tersebut dan perkembangan penduduk dari masa ke masa, yang terjadi
bersama-sama dengan kenaikan dalam pendapatan nasional,akan
memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Maka perkembangan
ekonomi akan berlangsung lagi dan dengan demikian dari masa ke masa pendapatan
perkapita akan terus bertambah tinggi.
Pandangan Ricardo
dan Mill
Pandangan Smith mengenai pola proses
pembangunan yang sangat optimis di atas sangat bertentangan dengan
pendapat Ricardo dan Malthus,yang mempunyai pandangan yang lebih
pesimis tentang akhir dari proses pembangunan dalam jangka
panjang. Kedua ahli ekonomi Klasik ini berpendapat bahwa dalam
jangka panjang perekonomian akan mencapai stationary state atau
suatu keadaan dimana perkembangan ekonomi tidak terjadi sama sekali. Menurut
Smith,yang belum menyadari hukum hasil lebih yang makin berkurang,perkembangan
penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi karena ia akan memperluas
pasar. Sedangkan menurut Ricardo dan Malthus,perkembangan penduduk
yang berjalan dengan cepat akan memperbesar jumlah penduduk hingga
menjadi dua kali lipat dalam waktu satu generasi,akan menurunkan kembali
tingkat pembangunan ke taraf yang lebih rendah. Menurut Ricardo,pola proses
pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:
1.
Pada permulaanya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam
relative cukup banyak.
2.
Sesudah tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang
diperkerjakan bertambah, maka upah akan naik dan kenaikan upah ini mendorong
pertambahan penduduk.
3.
Sesudah tahap tersebut,tingkat upah akan menurun dan pada
akhirnya akan berada pada tingkat yang minimal
Beberapa Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa teori pembangunan kaum Klasik dalam garis besarnya
mengemukakan pandangan berikut:
1.
Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung kepada
empat factor,yaitu jumlah penduduk,jumlah stock barang-barang modal,luas
tanah,dan tingkat teknologi yang dicapai.
2.
Pendapatan nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi
tiga jenis pendapatan,yaitu:upah para pekerja,keuntungan para pengusaha,dan
sewa tanah yang diterima pemilik tanah.
3.
Kenaikan upah akan menyebabkan pertambahan penduduk.
4.
Tingkat keuntungan merupakan factor yang menentukan besarnya
pembentukan modal;apabila tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal
tidak akan terjadi dan perekonomian akan mencapai tingkatstationary state.
5.
Hukum hasil yang lebih makin berkurang berlaku untuk segala
kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan,tanpa adanya kemajuan
teknologi,pertambahan penduduk akan menurunkan tingkat upah,menurunkan tingkat
keuntungan,akan tetapi menaikan tingkat sewa tanah.
Gambaran Grafis Teori
Pertumbuhan Klasik
Dengan menggunaka gambar teori
pembangunan kaum Klasik di atas dapat ditunjukkan. Perhatikan Gambar 11.1 dan
Gambar 11.2.
Tahap 1 merupakan thap dimana produksi
marjinal menjadi bertambah besar apabila penduduk bertambah. Tahap II adalah
tahap dimana produksi marjinal mencapainilai maksimal dan mulai menurun jika
penduduk bertambah. Tahap III adalah tahap dimana produk marjinal besarnya
lebih rendah dari produksi perkapita. Batas antara tahap II dan III
merupakan tingkat pembangunan di mana pendapatan atau produksi
perkapita mencapai nilai yang maksimal. Batas antara tahap III dan IV adalah
tingkat pertumbuhan di mana pendapatan nasional atau produksi nasional mencapai
tingkat yang paling maksimal. Pada tahap IV produksi total mengalami penurunan
dan makin lama makin kecil.
Proses pembangunan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar 11.1 dapat pula dilihatmenggunakan Gambar
11.2. dalam Gambar 11.2 garis MR menunjukan nilai produksi tambahan yang
diciptakan oleh seorang pekerja yang baru. Berlakunya hukum hasil lebih yang
makin berkurang menyebabkan nilai MR bertambah rendah apabila jumlah tenaga
kerja yang digunakan bertambah besar. Garis AR menunjukan nilai pendapatan
rata-rata.
Pandangan Ahli Ekonomi Klasik Lain
Ahli ekonomi Klasik
lainnya yang banyak mencurahkan perhatiannya kepada masalah pembangunan adalah
John Stuart Mill. Mill sependapat dengan Adam Smith bahwa spesialisasi atau
pembagian pekerjaan akan meninggikan keahlian pekerja, memperbaiki organisasi
produksi, dan mendorong dilakukannya inovasi sehingga akan meninggikan tingkat
produktivitas dan memperlancar pembangunan ekonomi. Seperti Smith, Mill juga
berpendapat bahwa luasnya spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar.
Salah satu dari beberapa
sumbangan penting Mill pada analisis pembangunan ekonomi adalah analisisnya
mengenai peranan faktor – faktoe bukan ekonomi terhadap pembangunan. Faktor –
faktor tersebut adalah kepercayaan masyarakat, kebiasaan berfikir, adat
istiadat, dan corak institusi yang ada. Mill beryakinan bahwa faktor – faktor
tersebut merupakan faktor penting yang menyebabkan ketiadaan pembangunan di
Asia dan meramalkan bahwa faktor – faktor tersebut akan mengundurkan permulaan
pembangunan di daerah tersebut untuk beberapa generasi mendatang. Selanjutnya
ia berpendapat, supaya pembangunan tercipta perlu ada golongan masyarakat yang
kreatif, yang akan bertindak sebagai pencita perubahan – perubahan. Tetapi,
walaupun ia menyadari pentingnya peranan para pengusaha dalam mengembangkan
kegiatan ekonminya, Mill tidak menekankan peranan golongan pengusaha yang
inovaif dalam pembangunan.
Tingkat pengetahuan suatu
masyarakat merupakan faktor lain yang mempengaruhi pembangunan ekonomi.
Menurut Mill tingkat perkembangan pengetahuan pada suatu masa tertentu
berfungsi sebagai faktor yang menentukan taraf kemajuan kegiatan industri pada
waktu tersebut. Berkaitan dengan pendangan – pandangan di atas,
selanjutnya Mill berpendapat bahwa pembangunan ekonomi tergantung pada dua
jenis perbaikan: perbaikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan
yang menghapuskan hambatan – hambatan pembangunan yang diciptakan manusia.
2.5 TEORI SCUHMPETER: PERANAN PENGUSAHA DALAM
PEMBANGUNAN
Jadi pendapat Scuhmpeter
tidak berbeda dengan pandangan kebanyakan ahli ekonomi Klasik,
yang juaga meramalkan bahwa dalam jangaka panjang proses pembangunan
ekonomi akan m3engalami keadaan yang demikian. Bagaimana, menurut Scumhpeter,
tingkat stagnasi itu akan terjadi akan dibahas lebih lanjut kemudian. Terlebih
dahulu akan dijelaskan beberapa pendapat yang Scumhpeter yang menjadi titik
tolak analaisisnya mengenai pembangunan dan naik turunnya tingkat kegiatan
ekonomi.
Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Scuhmpeter tidak
sependapat dengan pandangan ahli – ahli ekonomi klasik yang menganggap bahwa
pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bersifat gradual da berjalan
secara harmonis. Menurt pendapatnya, pertambahan pendapatan Negara dari masa ke
masa, perkembangananya sangat tidak stabil dan keadaannya ditentukan oleh
besarnaya kemungkinan untuk menjalankan pembentukan modal yang menguntukngkan
yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Pandangan Scumhpeter ini sangat sama
dengan Marx, yang juga berpendapat bahwa perkembangan ekonomi tidak selalu
harmonis dan lancar, melaikan selalu mengalami kemunduran – kemunduran ditengah
– tengah kemajuan yang dicapai.
Pembaharuan-pembaharuan yang dapat
diciptakan oleh para pengusaha dapat di bedakan alam beberapa bentuk:
1. Memperkenalkan suatu barang baru
2. Penggunaan cara baru dalam memproduksi
barang
3. Memperluas pasar sesuatu barang ke
daerah-daerah baru
4. Mengembangkan sumber
bahan mentah baru
5. Mengadakan reorganisasi dalam suatu
perusahaan atau industry
Proses Pembanguna yang
Berlaku
Sekarang tibalah masanya
untuk membahas pandangan Scumhpeter mengenai jalanya proses pembangunan
ekonomi. Menuurt Scumhpeter, penanaman modal dalam perekonomian dapat dibedakan
menjadi dua golongan: penanman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh.
Sesudah proses
perkembangan pada masa berikutnya akan muncul kekuatan – kekuatan yang akan
menimbulkan depresi dalam perekonomian tersebut. Kekuataan – kekuatan tersebut
antara lain adalah, pertama, bersumber dari kegagalan beberapa pengusaha lama
untuk bersaing danag perusahan – perusahan yang mengadakan pembaruan, dan
menyebabkan mereka kehilangan pasaran.
Proses Pertumbuhan Dalam Jangka Panjang
Alasan yang dikemukakan
oleh Scuhmpetr untuk menjelaskan terjadinya keadaan tersebut dapat dibedakan
dalam dua aspek.dalam bukunya business Cycle , ia sependapat
dengan pandangan Hansen yang berkenyakina bahwa:
1.
Adalah tidak terbukanya kesempatan untuk menanam modal yang menguntuk
ngakan sebagai akibat perkembangan penduduk yang lambat
2.
Makin terbatsanya daerah fromtiers
3.
Berkembangnya pembaharuan – pemabaharuan
yang bersifat menghemat modal, merupakan actor – faktor penting yang
menimbulkan keadaan stagnasi dalam perekonomian
Perubahan – perubahan yang sangat
mengurangi peranan para pengusaha dapat dibedakan: dalam tiga golongan.
1.
Perkembangan ekonomi akan menyebabkan kegiatan pembaharuan
dan pengembangan teknologi menjadi peristiwa yang rutin
2.
Pembangunan ekonomi yang akan menghancurkan rangka dasar
institusional system kapitalisme yaitu mordenisasi akan menciptakan perusahaan
raksaa yang dipimpin oleh pimpinan perusahaan professional
3.
Pembangunan ekonomi akan menyebabkan system politik dan
pemerintah yang menjadi dasar system kapitalisme yaitu system kerajaan dan tuan
tanah mengalami kehancuran dan digantiakan oleh system pemerintahan dan politik
yang dikuasai oleh saudagar, pemilik modal, dan industrialis.
2.6
TEORI HARROD-DOMAR: SYARAT UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN MANTAP ( STEADY GROWTH)
Teori tersebut pada
intinya menganalisis persoalan berikut syarat apakah atau keadaan yang
bagaimanakah yang harus tercipta daalm perekonomian untuk menjamin agar dari
tahun ketahun kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat
dari penanaman modal pada tahun sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan.
Peranan Investasi Dalam Perekonomian
Menurut pendapat kaum
Klasik, pembentukan modal merupakan suatu pengeluaran yang akan menanbah
kesanggupan suatu masayarakat untuk meningkatkan produksi. Keadaan yang
sebaliknya terdapat dalam analis Keynes, yaitu ia mengabaikan sama sekali
peranan pembentukan modal sebagai pengeluaran yang akan mempertinggi
kesanggupan sektor perusahaan untuk menghasilkan barang – barang yang diperlukana
masyarakat. Teori Harrod-Donar memperhatiakn kedua fungsi dari
pembentukan modal tersebut dalam kegiatan ekonomi. Sesuaia dengan pendapat
Keynes teori Harrod-Domar menganggap pula bahwa pertambahan dalam kesanggupan
memperodukasi ini tidak secara sendiriya akan menciptakan pertambahan produksi
dan kenaikan pendapata nasional.
Pemisalan – Pemisalan Yang Digunakan
Teori Harrod-Domar menggunakan beberapa
pemisalan:
1.
Pada taraf permulaan perekonomian telah mencapai tinggkat
kesempatan kerja penuh dan barang – barang modal yang tersedia dalam masyarakat
sepenuhnya digunakan.
2.
Perekonomian tersebut terdiri dari dua sektor yaitu, sektor
rumah tangga dan sektor perusahaan.
3.
Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan
besarnya pendapatan nasional, dan keadaan ini berarti bahwa fungsi
tabuangan dimulai dari titik nol.
4.
Kecondongan menabung marjianl besarnya tetap, dan begitu
juga perbandingan antara modal dengan jumlah produksi.
Syarat Untuk Mencapai Steady Growth
Penanaman modal yang dilakuakan
masyarakat dalam suatu waktu tertentu digunakan untuk dua tujuan: untuk
mengangti barang – barang modal yang tidak dapat digunakan lagi dan untuk
memperbesar jumlah barang – barang modal yang tersedia dalam masyarakat. Dalam
memperbandingkan jumlah pertambahan produksi dengan penanaman modal yang
dilakukan, akan diperoleh dua macam nilai. Nilai pertama adalah perbandingan
antara seluruh tambahan produksi yang diciptakan dalam suatu tahun tertentu
oleh sejumlah penanaman modal. Nilai kedua dari perbandingan antara jumlah
produksi dengan penanaman modal yang dilakuakan. Pertambahan kesanggupan barang
– barang modal untuk menghasilkan barang – barang tidak secara otomatis
mencipatakan pertambahan produksi dan kenaikan pendapatan nasional.akan
terdapat jurang antara penanaman modal yang dilakukan dan penanaman modal yang
diperlukan untuk menjamin terapainya tingkat kapasitas penuh dari barang
- barang modal. Dengan demikian pandangan lain dari teori
Harrod-Domar dapat dirumuskan secara berikut:
1.
Apabila penanaman modal le bih rendah dari yang seharusnya,
maka pereekonomian tersebut akan mengalami depresi, dan sebaliknya
2.
Apabila penanaman modal yang sebenarnya dilakukan adalah
lebih besar dari pada penanaman yang diperlukan untuk menjamin tercapainya
kapasitas penuh dalam penggunaan barang – barang modal yang tersedia.
Dapatkah Steady Growth Tetap Diwujudkan
?
Hipotesis terpenting yang
menjelaskan mengenai sebab- sebab timbulnya stagnasi abadi dalam perekonomian
yang usdah sangat maju juga dikemuakan oleh Hansen. Ia berpendapat bahwa
tingkat penanaman modal yang selalu berada di bawah tingkat tabungan pada
tingkat kapasitas barang – barang modal yang maksimal, timbul sebagai akibat
dari beberapa faktor:
1.
Berlakunya perkembangan tekologi yang bersifat menghemat
modal ( capital saving innovation)
2.
Pertambhan penduduk yang sangat lambat
3.
Berkurangnya “ forntiner spirit, yaitu keinginan untuk
mengembangkan daerah dan kekayaan alam yang baru.
2.7 PERTUMBUHAN NEO-KLASIK: MENENTUKAN
PERANAN BERBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN
Sejak pertengahan tahun
1950-an berkembang serangkaian analisis mengenai pertumbuhan ekonomi yang
didasarkan pada pandangan ahli – ahli ekonomi kalsik.
Perbedaan antara Teori Neo – Klasik dan
Teori Harrod-Domar.
Dalam analisis Neo – Klasik, permintaan
masyarakat tidak menentukan laju pertumbuhan. Sampai dimana perekonomian akan
berkembang, tergantung kepada pertambahan faktor – faktor produksi dan tingkat
kemajuan teknologi.
Salah satu perbedaan
lain antara teori Harrod-Damor dan teori pertumbuhan Neo-Klasik
adalah pemisalannya mengenai rasio modal. Sedangkan dalam teori Neo-Klasik
rasio modal produksi dapat dengan mudah mengalami perubahan.
Penemuan Teori Neo-Klasik
Teori Neo-Klasik bukanlah dalam
menunjukkan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi
kepada kemungkinan menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan
empiris dan menentukan peranan dari berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan
ekonomi.
BEBERAPA KESIMPULAN
Sumbangan Pemikiran Teori Pertumbuhan
Dari analisis
faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dapat disimpulkan bahwa tingkat dan laju pertumbuhan
suatu perekonomian ditentukan oleh empat faktor:
1.
luas tanah (termasuk kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya),
2.
jumlah dan perkembangan penduduk,
3.
jumlah stok modal dan perkembangannya dari tahun ke
tahun,dan
4.
tingkat teknologi dan perbaikannya dari tahun ke tahun.
Relevansinya untuk Negara Berkembang
Di dalam hubungannya
dengan memahami masalah pembangunan dan bentuk kebijakan pembangunan di negara
berkembang, teori-teori pertumbuhan memberikan sumbangan berikut:
1.
Usaha-usaha untuk mempercepat pembangunan ekonomi di negara
berkembang akan dihambat oleh adanya jumlah penduduk yang sangat banyak dan
perkembangnnya yang sangat pesat.
2.
Perbaikan pada tingkat kecakapan dan pengetahuan penduduk
dalam suatu negara memberikan berbagai sumbangan positif dalam menciptakan dan
mengusahakan pembangunan ekonomi.
3.
Peningkatan dalam pembentukan modal akan dapat mempercepat
proses pembangunan. Begitu juga kemajuan teknologi yang digunakan dapat
mempercepat pembangunan ekonomi.
4.
Perbaikan teknologi yang digunakan biasanya hanya dapat
dilakukan dengan mengadakan penanaman modal.
5.
Teori pertumbuhan klasik menyadari bahwa tanah dan kekayaan
alam dapat juga menentukan tingkat dan lajunya pertumbuhan ekonomi.
6.
Para pengusaha yang inovatif sangat penting peranannya dalam
menentukan laju pertumbuhan ekonomi suatu negar
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi
adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dimana
penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan suatu gambaran ekonomi pada
suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu
melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke
waktu.Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.
Menurut
teori Solow-Swan garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori
Harrod-Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
a.
Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu,
misalnya P per tahun.
b.
Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap
periode.
c.
Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save)
oleh masyarakat yang dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q).
Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya.
d.
Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = ΔK.
Menurut Harrod-Domar,
setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan
nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal yang rusak. Namun
demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan
investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah
kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR).
berikut contoh makalah
Perkembangan Ekonomi di masa yang sudah lalu.. untuk melakukan pembaruan anda
bisa melakukan posting data terbaru pada table yang tersedia untuk memberikan
data terkini.
sebelum dan sesudah kami
ucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono.Ekonomi pembangunan: Proses, Masalah,
dan Dasar Kebijkan, Jakarta: Kencana, 2007.
Todaro, Michael P.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,
Jakarta: Erlangga, 2000.
Suryana.Ekonomi Pembangunan Problematika
dan Pendekatan, Jakarta: Salemba Empat, 2000.
http://arwan-tabutty.blogspot.com/2013/08/teori-teori-pembangunan-ekonomi.html