Makalah Efficient Securities Market Lengkap

BAB I
PENDAHULUAN


Lingungan pasar yang kompetitif, membuat harga ekuilibrium suatu aktiva ditentukan oleh penawaran yang tersedia dan permintaan agregat yang menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Menurut Watts dan Zimmerman (1986) CAPM, menilai perusahaan memerlukan perkiraan arus kas dan risiko arus kas yang diharapkan di masa depan. Angka akuntansi dapat menyampaikan informasi kepada penilai tentang nilai perusahaan jika mereka menyampaikan informasi tentang arus kas atau risiko arus kas yang diharapkan di masa depan.). Harga ekulibrium mencerminkan konsensus bersama antara semua partisipan pasar tentang nilai dari aktiva tersebut berdasarkan informasi yang tersedia. Jika terdapat suatu informasi yang baru dipasar yang terkait dengan suatu aktiva, maka informasi ini akan dijadikan dasar untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva yang bersangkutan. Harga ekulibrium ini kemudian akan tetap bertahan hingga atau informasi baru lainnya yang dapat merubah harga ekulibrium pada harga yang baru

Cara agar pasar dapat mencapai harga ekulibrium yang baru merupakan suatu hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga ekulibrium baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Dengan demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang menjelaskan tentang keadaan ekulibrium dengan konsep pasar efisien yang mencoba menjelaskan bagaimana pasar memproses informasi untuk menuju ke posisi ekulibrium yang baru. Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia.

Menurut scott (2009), dalam teori pasar yang efisien, akuntansi dilihat berada dalam persaingan dengan sumber informasi lain seperti media berita, analis keuangan, dan bahkan harga pasar itu sendiri. Sebagai sarana untuk menginformasikan investor, akuntansi hanya akan bertahan jika relevan, dapat diandalkan, tepat waktu, dan hemat biaya, relatif lebih baik terhadap sumber informasi lainnya.

Teori pasar sekuritas yang efisien juga mengingatkan kita tentang alasan utama adanya akuntansi, yaitu asimetri informasi. Ketika sejumlah partisipan pasar dalam hal ini insider trading mengetahui lebih banyak informasi dibandingkan pihak yang lain, muncul tekanan untuk mencari mekanisme dimana pihak yang megetahui lebih banyak informasi (insider) dapat secara kredibel mengkomunikasikan informasi yang mereka miliki kepada pihak lain sehingga pihak yang kurang memiliki informasi ini dapat melindungi diri mereka dari kemungkinan kerugian akibat pihak insider memanfaatkan keunggulan informasi yang dimilikinya untuk mencari keuntungan sepihak. Akuntansi
dipandang sebagai mekanisme untuk memungkinkan komunikasi dari insider ke pihak
eksternal.

Selain itu dalam pasar sekuritas tidak semua investor bersifat rasional dan dapat menganalisis infomasi dengan baik. Bahkan terjadi juga anomali dalam pasar. Oleh karena itu malakah ini berusaha untuk mengkaji sejumlah penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pengujian bentuk pasar dan reaksi investor terhadap informasi yang diperoleh.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Efficient Securities Market


Fama (1970), mendefinisikan pasar yang efisien dikatakan efisien jika hargaharga sekuritas “mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia (a security market is efficient if security prices “fully reflect” the information available). Definisi dari Fama ini menekankan pada dua aspek, yaitu “fully reflect” dan “information available”. Pengertian “fully reflect” menunjukkan bahwa harga dari sekurtias secara akurat mencerminkan informasi yang ada. Pasar dikatakan efisien menurut jika dengan menggunakan informasi yang tersedia (information available), investor-investor secara akurat dapat mengekspektasi harga dari sekurtias bersangkutan.

Definisi yang diajukan oleh Fama mendapatkan sejumlah kritikan oleh Beaver (1989) dalam Hartono (2017), yang menyatakan definisi efisiensi pasar oleh fama ini tidak jelas. Perubahan harga terjadi karena informasi yang tersedia. Akan tetapi dapatkan keadaan seperti ini dikatakan pasar sudah efisien. Definisi ini tidak menunjukkan seberapa cepat dan seberapa tepat perubahan harga tersebut diakibatkan oleh informasi yang tersedia. Definisi ini hanya menunjukkan bahwa perubahaan dari harga saja sudah cukup untuk mengatakan pasa sudah efisien.

Menurut Beaver (1989) dalam Hartono (2017), sekuritas-sekuritas yang dihargai kurang benar merupakan sekuritas-sekuritas yang harganya menyimpang dari nilai intrinsiknya atau nilai fundamentalnya. Untuk konteks seperti ini, maka efisiensi pasar diukur dari seberapa jauh harga-harga sekuritas menyimpang dari nilai nilai intrinsiknya.
Dengan demikian suatu pasar yang efisien menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai pasar yang nilai-nilai sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intrinsiknya. Perkembangan konsep efisiensi pasar selanjutnya tampaknya tidak berpegang pada konsep nilai intrinsiknya. Konsep efisiensi pasar lebih menjurus ke aspek akurasi dari return ekpektasi investor, ketersediaan informasi dan kecepatan pasar menyerap informasi.

Konsep terbaru dari efisiensi pasar tidak mengharuskan kecepatan penyesuaian harus terjadi dengan sekertika, tetapi terjadi dengan cepat setelah informasi disebarkan untuk menjadi tersedia bagi semua orang. Jones (1995) memberikan definisi pasar efisien yang memasukkan unsur dari kecepatan penyesuaian. Suatu pasar yang efisien adalah pasar yang harga-harga sekuritasnya secara cepat dan penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia terhadap aktiva tersebut. (an efficient market is one in which the price of all securities quickly and fully reclect all available information about the asset).

2.2 Bentuk-Bentuk Efficient Securities Market

Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Pertanyaannya adalah informasi yang mana yang dapat digunakan untuk menilai pasar yang efisien, apakah informasi yang lama , informasi yang sekarang dipublikasikan atau semua informasi termasuk informasi privat. Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi masa sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut ini.

a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika
pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan abnormal return.

b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Menurut Hartono (2017), Informasi yang dipublikasikan dapat berupa sebagai berikut:

  1. Informasi yang dipublikasikan yang hanya memengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan ini merupakan informasi dalam bentukpengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten (corporate event).
  2. Informasi yang dipublikasikan yang memengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi yang dipblikasikan ini dpat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekurtias perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut.
  3. Informasi yang dipublikasikan yang memengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahana yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau perarutan dari regulator yang berdampak ke semua perusahaan emiten. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan unuk mendapatkan abnormal return dalam jangka waktu yang lama.

c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien dalma bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh abnormal return karena mampunyai informasi privat.

Fama (1970), membedakan bentuk pasar efisien kedalam tiga macam yang bertujuan untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkat yang kumulatif, yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk yang kuat.

Tingkat kumulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar efisien bentuk setengah kuat juga adalah pasar efisien bentuk lemah. Pasar efisien bentuk kuat juga adalah pasar

efisien bentuk setengah kuat dan pasar efisien bentuk lemah. Implikasi ini tidak berlaku sebaliknya bahwa pasar efisien bentuk lemah tidak harus berarti pasar efisien pasar efisien bentuk setengah kuat.

2.3 Alasan-alasan yang Menyebabkan Pasar Menjadi Efisien dan Tidak Efisien

Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien. Pasar efisien dapat terjadi karena peristiwa-peristiwa sebagai berikut ini:
  • a. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak investor yang menentukan demand dan supply. Hal seperti ini dapat terjadi jika pelaku-pelaku pasar terdiri dari sejumlah besar institusi-institusi rasional yang mampu mengartikan atau menginterprestasikan informasi dengan baik untuk digunakan menganalisis, menilai dan melakukan transaksi penjualan atau pembelian sekuritas bersangkutan.
  • b. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelau pasar pasa saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah.
  • c. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan secara random mempunyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru.
  • d. Investor bereaksi cepat dengan menggunakan informsi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekurtias berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Keondisi ini dapat tejadi jika pelaku pasar merupakan individu-individu yang canggih (sophisticated) yang mampu memahami dan menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik.
Sebaliknya jika kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi, kemungkinan pasar tidak
efisien dapat terjadi. Dengan demikian pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisikondisi berikut terjadi.
  • a. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapt mempengaruhi harga dari sekuritas.
  • b. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan pelaku pasar yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar.
  • c. Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investors) dan tidak canggih (unsophisticated investors). Untuk pasar yang tidak efisien, masih banyak investor yang beraksi terhadap informasi secara lugas (naive fashion), karena mereka mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mengartikan dan menginterpretasikan informasi yang diterima. Karena mereka tidak canggih, maka seringkali mereka melakukan keputusan yang salah yang akibatnya sekuritas bersangkutan dinilai secara tidak tepat.

2.4 Pengujian Pasar Efisien

Ide dari pengujian pasar yang efisien dituangkan dalam suatu hipotsis yang disebut dengan hipotsis pasar efisien atau efficient market hypothesis. Untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis ini, maka perlu dilakkan pengujian secara empiris untuk masingmasing bentuk efisiensi pasar. Fama (1971) membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk efisiensi pasarnya sebagai berikut ini.

  1. Pengujian-pengujian bentuk lemah (weak-form test), yaitu seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan atau bisa disebut pengujian terhadap pendugaan return (tests for retun predictability).
  2. Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat (semi-strung-form tests), yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informsai yang dipublikasikan atau biasa disebut studi-studi peristiwa (event studies).
  3. Pengujian-pengujian bentuk kuat (storng-form tests), yaitu untuk menjawab pertanyaan apakah inbestor mempunyai infomasi privat yang tidak terefleksi di harga sekuritas atau biasa disebut pengujian-pengujian terhadap informsi privat (tests for private information).

2.4.1 Pengujian-pengujian Pendugaan Return

Sebelum tahun 1970, pengujian dari efisiensi pasar bentuk lemah difokuskan pada prediksi return atau harga sekuritas berdasarkan return dan harga masa lalu. Jika hipotesis pasar efisien benar, maka perubahan harga masa lalu tidak berhubungan dengan harga sekuritas sekarang, sehingga tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga atau retun dari sekuritas. Oleh karena itu, pengujian pasar efisiensi bentuk lemah melibatkan pertanyaan apakah informasi yang terkandung di harga-harga sekuritas masa lalu berurutan sehingga secara penuh mencerminkan harga sekarang. Hipotesis untuk menuji bentuk lemah ini berhubungan dengan hipotesis langkah acak (random walk hypothesis).
Jika harga-harga mengikuti pola langkah acak (random walk), maka perubahan harga dari waktu ke waktu sifatnya adalah random atau acak yang secara independen. Ini berati bahwa perubahan harga hari ini tidak ada hubungannya dengan perubahan harga kemarin atau hari-hari sebelumnya.

Setelah tahun 1970, pengujian dari efieisnsi pasar bentuk lemah tidak hanya difokuskan pada variabel return dan harga masa lalu untuk memprediksi return atau harga sekarang atau harga masalalu untuk memprediksi return atau harga sekarang atau masa depan, tetapi juga melibatkan variable-variable yang lainnya. Variabel-variabel yang digunakan untuk memprediksi return atau harga sekurtias diantaranya adalah dividend yield, rasio P/E, suku bungan dan lain sebagainya.

2.4.2 Studi Peristiwa

Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang memperlajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasiskan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi bentuk setengah kuat.

Pengujian kandungan informasi dan pengujian dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai keandungan indormasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar.

Pengujian kandungan infomasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan dan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien pada bentuk setengah kuat jika investor berekasi dengan cepat untuk menyerap abnormalreturn untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru. Jika investor menyerap abnormal return dengan lambat, maka pasar dikatakan tidak efisien bentuk setengah kuat secara informasi.

Bagaimana jika pengumuman peristiwa tidak menimbulkan abnormal return. Ada yang menyimpulkan bahwa pasarnya efisien setengah kuat bentuk informasi. Alasannya adalah investor tidak mendapatkan abnormal return yang merugikan orang lain (fair game). Alasan lainnya adalah sebenarnya terjadi abnormal return tetapi abnormal return diserap dengan sangat cepatnya.

Kesimpulan yang lain menolak pasar efisien jika tidak terjadi abnormal return. Alasannya adalah jika suatu pengumuman tidak mengandung informasi, bagaiman dapat  disimpulkan semudah itu bahwa pasar adalh efisien setengah kuat bentuk informasi. Tidak menimbulkan abnormal return dapat berarti investor tidak bereaksi, karena reaksi investor terhadap informasi yang baru ditunjukkan oleh abnormal return ini. Bagaimana dapat disumpulkan jika investor tidak bereaksi dikatakan pasarnya efisien setengah kuat bentuk informasi. Dari sini kita dapat disimpulkan bahwa untuk suatu pengumuman yang tidak menimbulkan abnormal return, maka kesimpulan pasar efisiennya tidak jelas dan tidak terjawab.

Menurut Hartono (2017), Efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang hanyab ditinjau dari informasi yang dipublikasikan ini dengan efisiensi pasar secara informasi. Pengujian untuk efisiensi pasar secara informasi ini tidak memperhatikan kecanggihan dari pelaku pasar di dalam menginterpretasikan dan menganalisis informasi lebih lanjut. Pelaku pasar yang canggih akan dapat membedakan antara “lemon” dan “orange” yaitu mereka dapat membedakan pengumuman yang bernilai ekonomis dan yang tidak bernilai ekonomis. Lebih lanjut, pelaku pasar yang canggih akan menganalisis lebih dalam informasi yang diterima supaya mereka dapat mengambil keputusan yang tepat sehingga tidak dibodohi oleh pasar. Efisiensi pasar seperti ini disebut efisiensi pasar keputusan.
Pasar yang efisien bentuk setengah kuat secara informasi belum tentu efisien secara keputusan. Sebaliknya, pasar yang efisien secara keputusan juga merupakan pasar yang efisien secara informasi. Pengujian efisiensi pasar secara keputusan akan melibatkan empat buah faktor, yaitu: (1) abnormal return, (2) kecepatan reaksi, (3) nilai ekonomis dan (4) ketepatan reaksi. Bandingkan dengan pengujian yang lainnya. Untuk menguji kandungan informasi suatu pengumuman hanya melibatkan sebuah faktor saja, yaitu faktor abnormal return. Untuk pengujian efisiensi pasar secara informasi hanya melibatkan dua faktor saja, yaitu abnormal return dan kecepatan reaksi.

2.4.3 Pengujian informasi privat

Pengujian informasi privat merupakan pengujian pasar efisien bentuk kuat. Terdapat permasalahan dalam pengujian efisiensi pasar bentuk kuat. Permasalahannya adalah informasi privat yang akan diuji merupakan informasi yang tidak dapat diobeservasi secara langsung. Oleh karena itu pengujian ini harus dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan proksi. Proksi yang digunakan adalah return yang diperoleh corporate insider. Alasannya adalah corporate insider dianggap mempunyai informasi privat di dalam perdagangan sekuritas.

Insider trading merupakan perdagangan sekuritas yang dilakukan oleh corporate insider. Corporate insider adalah pejabat perusahaan, manajemennya, direksinya atau pemegang saham mayoritasnya yang mempunyai informasi privat. Pendekatan yang umum digunakan untuk menguji kegiatan insider trading adalah dengan membuat portofolio bulanan berdasarkan sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan oleh insider tersebut.

2.5 Anomali Pasar

Dalam membahas pengujian pasar efisien, maka harus juga membahas tentang adanya ketidakteraturan (anomali) yang ada yang terkait dengan hipotesis pasar efisien. Anomali di sini adalah salah satu bentuk dari fenomena yang ada di pasar. Pada anomali ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak ada bilamana dianggap bahwa pasar efisien benar-benar ada. Artinya, suatu peristiwa dapat dimanfaatkan untuk memperoleh abnormal return.

Dengan kata lain seorang investor dimungkinkan untuk memperoleh abnormal return dengan mengandalkan suatu perisitiwa tertentu. Anomali yang ada, tidak hanya ditemukan pada satu jenis bentuk pasar efisien saja, tetapi ditemukan pada bentuk pasar efisien yang lain. Artinya, bukti empiris adanya anomali di pasar modal muncul pada semua bentuk pasar efisien, walaupun kebanyakan ditemukan pada bentuk efisien semikuat (semi strong). Menurut Gumanti dan Utami (2004), Anomali pada umumnya memiliki 4 macam jenis yang sering terjadi yaitu diantaranya adalah anomali perusahaan, anomali musiman, anomali peristiwa dan anomali akuntansi.

2.6 Penelitian-penelitian Terkait Pengujian Bentuk Pasar

Penelitan yang dilakukan oleh Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969), mengenai stock split yang terjadi 1927 sampai dengan 1959. Mereka menemukan abnormal return tidak terjadi pada hari pengumuman dan hari-hari setelah pengumuman stock split dilakukan. Hasil ini berarti menyatakan NYSE merupakan pasar yang efisien bentuk setengah kuat, karena tidak adanya reaksi pasar dari stock split. Ini merupakan penelitian pertama yang menguji hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat. Penelitian-penelitian selanjutnya banyak mengacu pada penelitian ini dengan berusaha mengurangi atau mengatasi kekurangan-kekurangan dari penelitian ini.

Sunder (1973) meneliti perusahaan yang berpindah dari metode FIFO ke LIFO dan yang dari LIFO ke FIFO selama periode 1946 sampai dengan 1966. Hasilnya menunjukkan bahwa saham-saham perusahaan yang berpindah dari FIFO ke LIFO mendapatkan abnormal return yang positif. Hal ini berlaku sebaliknya terhadap perubahan dari LIFO ke FIFO. Hasil penelitian Sunder ini juga menolak mechanistic hypothesis yaitu pasar tidak dapat dikelabui oleh perubahan metode akuntansi. Saffe (1974) dalam Jogiyanto (2017), menunjukkan bahwa membeli sekuritas yang banyak dibeli oleh insider dan menjual sekuritas yang banyak dijual oleh insider dapat menghasilkan abnormal return yang tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa insider mempunyai informasi privat yang belum tercermin dari harga sekuritas di pasar.

Finnerty (1976), menggunakan data populasi semua kegiatan transaksi yang dilakukan oleh insider selama 1969 sampai dengan 1972. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya abnormal return baik untuk transaksi pembelian ataupun penjulan sekuritas.

Banz (1981) melakukan penelitian yang menemukan bahwa perusahaanperusahaan NYSE yang berukuran kecil memberikan retun yang lebih besar dibandingkan dengan return yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan besar. Hal ini masih menimbulkan pertanyaan mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Nasruldin (2011), menguji hipotesis efisiensi pasar modal bentuk lemah dengan dua model yaitu model run test dan korelasi seri. Hasil dari run test dalam penelitiannya adalah bahwa harga saham harian mengikuti pola random walk. Hal ini didukung oleh hasil dari pengujian korelasi seri menyatakan bahwa pasar modal di Indonesia sudah efisien dalam bentuk lemah.

Sari (2015), melakukan pengujian efisiensi pasar setengah kuat secara keputusan terhadap inisiasi dividen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitiannya menunjukkan adanya kandungan infomasi dari inisiasi dividen. Pada hasil pengujian kecepatan reaksi pasar menunjukkan bahwa investor bereksi lambat dan berkepanjangan terhadap inisiasi dividen. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk pasar di Indonesia belum efisien dalam bentuk semi kuat.

BAB III
PENUTUP


Makalah ini membahas mengenai Efficient Market Hypothesis (EMH) yang dipopulerkan oleh Fama. Hingga saat ini masih banyak penelitian yang mencoba untuk menguji EMH terutama dalam bentuk semi strong. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Peristiwa (event) yang kebanyakan diuji terkait dengan pemecahan saham, pawaran perdana, pengumuman dividen, informasi akuntansi.

Pasar efisien dalam bentuk kuat masih sulit untuk terpenuhi karena adanya asimetri informasi yang dimiliki oleh indiser. Beberapa penelitian telah membuktikan terjadinya abnormal return akibat dari transaksi jual beli sekuritas yang dilakukan oleh insider.

Pasar yang benar-benar efisien mungkin hanya akan ada didalam teori hal ini karena kita tidak bisa terlepas kenyataan bahwa adanya investor yang berpikir secara tidak rasional. Meskipun informasi telah disediakan kepublik ekspektasi dan tanggapan tiap-tiap investor juga pasti akan berbeda-beda. Terutama bila investor yang tidak mampu untuk menganalisis informasi yang ada dan merespon informasi tersebut dengan reaksi yang salah atau tidak seharusnya bereaksi. Hal ini yang membuat kondisi dan harga sekuritas menjadi sulit untuk diprediksi.


Daftar Pustaka


Banz, R. W. (1981). The relationship between return and market value of common stocks. Journal of financial economics, 9(1), 3-18.

Fama, E. F., Fisher, L., Jensen, M. C., & Roll, R. (1969). The adjustment of stock prices to new information. International economic review, 10(1), 1-21.

Fama, E. F. (1970). Efficient capital markets: A review of theory and empirical work. The journal of Finance, 25(2), 383-417

Fama, E. F. (1991). Efficient capital markets: II. The journal of finance, 46(5), 1575- 1617.
Finnerty, J. E. (1976). Insiders and market efficiency. The Journal of Finance, 31(4),1141-1148.

Gumanti, T. A., & Utami, E. S. (2004). Bentuk Pasar Efisiensi dan Pengujiannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 4(1), pp-54.
Hartono, J. (2017). Teori portofolio dan analisis investasi. Edisi sebelas. Yogyakarta: BPFE.

Jones, C. P. (1995). Investments: analysis and management. John Wiley & Sons.
Nasruddin (2011). Pengujian Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah Pasar Modal Indonesia. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Sari, N. (2015). Pengujian Efisiensi Pasar Setengah Kuat Secara Keputusan Terhadap Inisiasi Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta.

Scott, W. R. (2009). Financial accounting theory fifth edition. Pearson, Prentice Hall: New York.
Sunder, S. (1973). Relationship between accounting changes and stock prices: problems of measurement and some empirical evidence. Journal of Accounting Research, 1- 45.

Watts, R, L. dan Zimmerman, J. L. (1986). Positive Accounting Theory. Prentice Hall:
New York.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel