Makalah Ekonomi Politik Tradisional dan Modern Lengkap

BAB PEMBAHASAN



A. STUDI EKONOMI POLITIK

Dari beberapa perremuan wilayah disiplin ilmu, seperti sosiologi politik dan sebagainya. Pembahasan ekonomi politik cukup menarik karena perkembangan disiplin ilmu ini awal mulanya menjadi satu dengan istilah ekonomi politik, yang kemudian berpecah rnenjadi disiplin ilmu masing-masing, yaitu menjadi Ihnu Politik dan Ilmu Ekonomi, yang pada perkembangan berikutnya bergabung lagi menjadi ekonomi politlk sampai sekarang.

Penggabungan disiplin ini lebih banyak didasarkan atas pertimbangan perkembangan kondisi dunia, yang menunjukkan arah fenomena-fenomena di negara-negara dunia dalam pembangunan negaranya, di mana terjadinya persinggungan atau keterkaitan antara persoalan politik dan ekonomi. Namun yang jelas penggabungan ekonomi politik saar ini sebenarnya kondisinya sangat berbeda pada saat awal mulanya bergabung, sehingga ada anggapan arau asumsi dari para ahli, bahwa ekononomi politik dulu disebur ekonomi politik tradisional dan ekonomi politik sekarang disebut ekonomi politik modern. Ekonomi pohtik merupakan cabang dari Ilmu Ekonomi. namun ekonomi politik lebih luas dari pada ekonomi tradisional.

yang dipelajari adalah proses-proses sosial dan institusional, di mana kelompok-kelompok elit ekonomi dan politik berusaha mempengaruhi keputusan untuk mengalokasikan sumbersumber produktif langka untuk masa sekarang atau mendatang, baik untuk kepentingan kelompok tersebut maupun untuk kepentingan masyarakat luas (Todaro, 2000).

1. Sejarah pemikiran ekonomi politik 

Sejarah pemikiran ekonomi politik sesungguhnya sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Pada masa Aristoteies, yang melalui bukunya politeia menerangkan oikonomica, yaitu caracara mengatur rumah tangga/seni mengatur rumah tangga dan chremastitie I polis, yaitu peraturan-peraturan pengelolaan kota atau pemakaian sumber-sumber alam atau keterampilan untuk tujuan tertentu.

Aristoteles merupakan orang yang mulai melakukan penyelidikan peristiwa ekonomi secara sistematis. Hal ini dapat dilihat dari kalimatnya: "pada saat kelahiran seseorang sudah ditakdirkan apakah dia akan menjadi seorang budak atau menjadi penguasa".

Namun ketika aristoteles meneliti proses ekonomi, dia membagi proses tersebut atas 2 golongan, bukan produksi dan distribusi, melainkan kegunaan dan keuntungan (Heilbroner, l98Z). Aristoteles memandang seorang budak dan seorang penguasa ini dari sudut kegunaan dan keuntungan, misalnya kegunaan dan keuntungan seorang budak bagi majikannya dalam sebuah rumah tangga , dan atau kegunaan dan keuntungan seorang penguasa bagi masyarakatnya dalam polis.

2. Konsep Ekonomi Politik


Kemudian pada perkembangan berikutnya konsep ekonomi politik pertama kali digunakan oleh Montchreiten dalam bukunya "trrlte de I economic policique", James Stuart Mill dalam bukunya "inquirl into the principles of political economy" dan Frederyk Skarbek. Sejak itu konsep ekonomi politik merupakan istilah yang sangat popular pada abad ke XVIII (Philipus dan Aini, 2004).

Konsep ekonomi politik pada abad ke 18 ini, digunakan secara umum untuk menunjukkan cara-cara pemerintah dalam mengatur perdagangan, pertukaran, uang dan pajak (secara kasar apa yang sekarang disebut kebliakan ekonomi). Dengan kemajuan secara alami istilah tersebut mulai diterapkan pada kajian masalah-masalah ini serta persoalan-persoalan ekonomi lainnya (Kuper & Kuper, 2000). Menurut Caporaso dan Levine (1992), konsep ekonomi politik yang muncul pada abad 18 ini bertujuan unruk membantu orang dalam memahami dan mengatasi perubahan-perubahan dramatis dalam sistem pemuasan kebutuhan manusia, baik dengan memahami sifat dari kebutuhan itu sendiri dan cara memproduksi serta rnendistribusikan barang.

Sementara itu konsep politlk merujuk pada dua hal yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya, sebagai berikut: Pertama, sebuah sistem politik yang menciptakan keterjalinan hubungan antara orang-orang yang akan hidup sendirian dan orang yang tidak mengenal satu sama lain serta orang yang tidak memiliki hubungan satu sama lainnya. pemenuhan kebutuhan ini mengandalkan hubungan antara satu orang dengan orang lainnya; Kedua, batasan dari kegiatan pemenuhan kebutuhan sekarang bersifat politik, yaitu dilakukan dalam satu polis atau satu negara tertentu, karena tanggung jawab untuk menjalankan sistem pemenuhan kebutuhan diserahkan kepada sebuah kewenangan publik dan kepala Negara. 

Oleh karena itu ekonomi politik diartikan sebagai pemikiran dan analisis kebijakan yang hendak digunakan untuk memajukan kekuatan dan kesejahteraan Negara Inggris dalam menghadapi saingannya, seperti Portugis, Spanyol, Perancis, Jerman dan sebagainya pada abad ke 18 sampai abad ke 19. Kemudian dikarenakan adanya perkembangan ilmu yang lebih sistematis dan metodis (sekaligus pasca pemikiran W S Jevons (18i9) dan Alfred Marshal (1890), yang lebih memfokuskan Ilmu Ekonomi. Sehingga terjadi pernisahan kedua ilmu itu menjadi disiplin Ilmu Ekonomi dan Ilmu Politik. 

Ilmu Ekonomi lebih berorienrasi pada perhitungan perhitungan matematis dan kuantitatif atau sebutan lainnya ekonomi murni (redefinisi ilmu ini sangat menonjol melalui Adan'r Smith dengan karyanya The Wealth of Nations), sedangkan Ilmu Politik lebih berorientasi pada aspek gejalagejala politik dan perilaku politik, sebutan lainnya politik murni (redefinisi ilmu ini sangar menonjol saar kemunculan tokohtokoh pendekatan behavioralis, seperri Gabriel A Almon, Verba dan sebagainya. 

Namun mulai tahun 1960-an (khususnya sejak Marrin Staniland, (1985) mengemukakan definisi jamak ekonomi politik), kedua disiplin ilmu ini bergabung lagi menjadi ekonomi politik. Konsep ekonomi politik dlgunakan lagi untuk memahami fenomena yang terjadi di dunia dikarenakan realitas fenomena itu menunjukkan adanya persinggungan antara faktor ekonomi dan faktor politik. Konsep "ekonomi politik" dihadirkan kembali pada saat ini guna mendampingi istilah baku "llmu Ekonomi", fokusnya tidak lagi pada fenomena-fenomena ekononi secara umum, melainkan secara lebih spesifik ia menyoroti interaksi anrara (faktor-faktor) ekonomi dan (faktor-faktor) polittk (Alt dan Clrrystal dalam Lane & Ersson, Z00Z). 

3. Definisi Ekonomi Politik


Staniland (1985), mendefinisikan ekonomi politik sebagai sekumpulan perspektif atau teori yang menaruh perhatian terhadap penggambaran hubungan atau keterkaitan anrara proses politik dan proses ekonomi. Politik diasumsikan perihal kekuasaan masyarakar dan pembuatan kebijakan sedangkan ekonomi diasumsikan perihal produksi dan distribusi. Lane & Ersson (2002), mendefinisikan ekonomi politik sebagai bidang studi yang khusus mempelajari interakasi antara politlk dan ekonomi, dengan berbagai perbedaan antara sektor publik (pemerintah) dan sektor pasar atau sektor privat (swasta) serta segenap implikasinya terhadap politik dan ekonomi. Todaro (2000), mengemukakan Ilmu Ekonomi Politik membahas hubungan politik dan ekonomi, dengan tekanan pada peran kekuasaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Berdasarkan patokan pengertian ekonomi politik secara jarnak di atas dengan memadukan keterkaitan proses politik dan proses ekonomi, maka proses perkembangan ekonomi politik berikutnya menunjukkan adanya berbagai perspektif pemahaman mengenai ekonomi politik dari beberapa ahli, sebagai berikut: 

4. Pemahaman Ekonomi Politik


Menurut Jakti (1991), bahwa pembauran di antara Ilmu Ekonomi dan Ilmu Politik dapat menghasilkan salah satu dari metode analisis, berikut ini: Pertama, metode analisis pohtikekonomi, yakni yang dapat dikatakan sebagai penerapan dari cara pendekatan yang berasal dari teori politik untuk memahami permasalahan ekonomi, dengan singkatnya: the political theory of economics; Kedua, metode analisis ekonomi-politik, yang merupakan penerapan dari cara pendekatan yang bersumber pada teori ekonomi untuk memahami permasalahan politik, dengan singkatannya: the economic theory of politics. 

King (1989), mengemukakan pendekatan ekonomi politik merupakan kerangka konsep, bahkan teori yang dapat berguna dalam upaya menganalisis setiap keadaan atau gejala social, sehingga dalam penelitian-penelitiannya ekonomi pohtlk dapat menggunakan penelitian empiris, yang memadukan pendekatan pemikiran deduktif (bersifat makro) dan pendekatan pemikiran induktif (bersifat mikro). Sehingga secara spesifik ekonomi politik dapat dipahami sebagai ekonomi politik Marxis atau ekonomi politik Neo Marxis. 

Kemudian Rachbini (1994), mengemukakan teori ekonomi politik baru (neu., political economl). Kerangka teori baru ini berusaha rnelihat fenomena pemerintah sebagai aktor dibidang politik dan ekonomi, atau sikap individu dalam memilih wakil wakilnya di parlemen. Analogi permintaan dan penawaran komoditi - sesuai dengan hukum ekonomi klasik - menjadi dasar dan kerangka pemikiran - dalam merambah bidang-bidang sosial maupun politik. Pemilih - dalarn hubungan yang lebih demokratis - bisa dianggap sebagai konsumen yang memiliki hak perolehan komoditi publik yang seharusnya disediakan pemerintah arau politisi yang memenangkan pemilu karena dukungan para pemilih tersebut. 

Di samping itu, perhatian teori ekonomi politik baru ini, tertuju pada fungsi pilihan sosial atau eksplorasi kepemilikan kesejahteraan sosial. Analisisnya terarah pada masalah agregasi preferensi individu untuk memaksimumkan fungsi kesejahteraan sosial maupun memuaskan seperangkat kriteria normatif. Gambaran dasar dari pendekatan ini adalah penekanan dalam menilai keputusan-keputusan yang rasional, baik oleh individu anggota masyarakat, warga negara dan pemerintah.

BAB III

EKONOMI POLITIK MODERN


Apablla ditelusuri dari kemunculannya pendekatan ekonorni politik mengalarni perkernbangan dan perubahan. Pada tahap awal perkembangan ekonomi politlk abad ke-18 lebih dikenal sebagai ekonorni politik tradisonal, di mana pendekatan ekonomi politik banyak digunakan oleh negara unruk keper-rtingan-kepentingan pedagangan dan penjajahan antar benua dan negara. 

Kondisi eksplorasi penemuan sumber-sumber ekonomi baru dan pembangunan angkatan perang yang besar dan kuat mendorong penyatuan ekonorni politik yang bertujuan untuk kelancaran pertumbuhan ekonomi dan pembangunan negaranegara tersebut. 

Pendekatan ekonomi politik modern merupakan pendekatan ekonomi politik yang lahir sesudah rahun 1960-an, beriringan dengan munculnya gagasan Staniland (1985), melalui bukunya "what is political econorny!", setelah itu pendekatan ekonomi politik berkembang dalam beragam perspektif. 

Selain itu ekonomi polirik modern berkembang didorong oleh munculnya semangat ekonorni bersarna rnelalui kerjasama perdagangan dengan desain ekonomi "blok perdagangan", yang disebabkan adanya krisis ekonomi dan kesadaran dari negara bangsa akan sumber daya alam yang terbatas, seperti rninyak, nikel, biji besi, batu bara, emas dan sebagainya. 

A. Peristiwa-peristiwa Ekonomi Politik


Perkembangan ekonomi politik modern terdesain sangat komplek, dengan adanya perkembangan kesadaran manusia akan etika dan moral mengenai kelestarian lingkungan, hak asasi manusia, kemiskinan, sikap perikemanusiaan, perdamaian dan humanisme. Dalam pendekatan yang lebih modern sejak tahun 1960 sampai sekarang, ekonomi politik dianggap sebagai suatu keragaman perspektil maksudnya bahwa suatu persoalan ekonomi politik dapat dianalisis dengan menggunakan sebuah teori atau pendekatan. Oleh karena itu ekonomi politik modern mengandung dua hal yaitu: eksplanatori dan normatif. Sebagai eksplanatori, ekonomi pohtik modern menjelaskan bagaimana hubungan interaksi antara proses ekonomi dan proses politlk itu terjadi dan sebagai normatif ekonomi politlk modern mempolakan hubungan interaksi antara proses ekonomi dan proses politik itu seharusnya terjadi (Hirschman, 1981). 

Dari sudut eksplanatori dan normatil ekonomi politik mengkaji dan menjelaskan apakah sebuah peristiwa di dalam negara dan c1i dunia internasional termasuk peristiwa ekonomi politlk atau tidak. Sebagai contoh peristiwa-peristiwa pelanggaran lalu lintas atau peristiwa bencana alam bukan lah peristiwa ekonomi politik.' Namun peristiwa-peristiwa kebilakan beras, kebiiakan cengkeh, kebi;akan politik luar Negeri Amerika yang menyerang Negara Irak merupakan beberapa contoh dari peristiwa-peristiwa ekonorni politik.

Contoh lainnya, pernyataan Ketua Fraksi Persatuan pembangunan (F-PP) Harnzah Haz, bahwa fraksinya akan menggunakan hak interpelasi jika 3-6 bulan mendatang, pemerinrah belurn juga mampu menyelesaikan krisis ekonomi serta menstabilkan kurs pada angka Rp. 5.000,00ruSS seperti yang disepakati dalam APBN 199816 (Harian Ekonomi Neraca, lee8). 

Menurur Sadli (2001), peristiwa ini menarik sekali dan harus di catat dalam sejarah. suatu partai politik di DPR, sumber akan menguji hak interpelasi di DPR dan akan "menguji', apakah pemerintah berhasil (menyelesaikan krisis moneter) atau tidak. sepanjang ingatan awam, rnaka DPR belum pernah begitu galak, walaupun suaranya tidak dari Golkar. Inilah salah suatu interaksi antara proses ekonomi (yakni ditandai krisis yang mendalam) di satu fihak dan proses politik yang banyak di warnai oleh frustasi dalam tunruran hak-hak demokrasi. 

Aksi-aksi mahasiswa yang semakin marak juga nenggaris bawahi proses ini. proses tunrutan hak-hak demokrasi yang semakin menjadi vokal tidak akan berhenti dalam jangka pendek, oleh karena keadaan ekonomi tidak akan pulih menjadi "normal" dalarn waktu yang pendek. ukuran kenormalan juga tidak terlalu realistik lagi: harga-harga sembako harus rurun, kurs rupiah Rp. 5.000,00 per dolar, inflasi dibawah 10o/o serahun, dan sebagainya (Sadli, 2001). 

Contoh berikutnya, mengenai rencana pemerintah untuk memberi bantuan kepada usaha pertanian, ekonomi politik akan mempelajari bagaimana proses keputusan diambil. Kalau ternyata pemerintah akhirnya memberi bantuan kepada perusahaan swasta yang modern itu, bagaimana proses itu terjadi, apakah keputusan itu diambil karena pemerintah dipengaruhi oleh ideologi ekonomi klasikal atau neo klasikal yang mengutamakan pertumbuhan? atau karena perusahaan swasta tersebut punya hubungan-hubungan khusus dengan para pengambil keputusan dikalangan pemerintahan, dan melalui hubungan khusus ini keputusan itu dipengaruhi? atau perusahaan tersebut merupakan sumber dana bagi sebuah partai yang berkuasa, sehingga keputusan tersebut dapat dipengaruhi? inilah yang menjadi minat perhatian ekonomi politik (Budiman, 2000). 

Peristiwa-peristiwa ekonomi politik tersebut di atas dapat di gambarkan secara eksplanatori dan normatif, artinya bagaimana proses ekonomi dan proses politik itu berinteraksi dan bagaimana proses ekonomi dan politik tersebut seharusnya dihubungkan. 


B. Perbedaan Ekonomi Politik Tradisional dengan Ekonomi Politik Modern 

Kemudian adapun perbedaan antara ekonomi politik tradisional (ekonomi klasik) dengan ekonomi politik modern (EP) nrenurut Gondwe (1992), sebagai berikut:

1. Ekonomi politik tradisional: 

  1. Sudut organisasi dan lembaga sosial; fungsi pasar menjadi suatu lembaga sosial urama, dimana organisasi dan lernbaga social lainnya diabaikan. Mereka yang punya uang dan terlibat dalam kegiatan pasar akan menenrukan apa yang diproduksi. Negara berperan mendefinisikan dan melindugi hak atas kekayaan dan menciptakan lingkungan yang nrenduktrng bekerj anya pasar. 
  2. Sudur obyek studi; kekayaan/kemakmuran diperoleh melalui pertukaran atau melalui pasar. 
  3. Sudut metodologi; menggunakan metode-metode positivisme, dan rner-rgl-rindari persoalan normatif serta bersikap netral terhadap nilai etika dan moral. 
  4. Sudut hakekat manusial sebagai mahluk ekonomi yang be rperil aku s ebagai " utility maximiTing mnchine" d a n'mi1i rrg machine", serta kese j ahteraan materialnya sendiri.

2. Ekonomi politik modern: 

  1. Sudut organisasi dan lembaga sosial; pasar merupakan amorfosa dan bukan sa[u-satunya lembaga sosial. Lembaga sosial utarna adalam lembaga sosial politik dan kekuasaan yang termanifestasi secara sosial kulturai dalam kehidupan ekonomi. Lenrbaga-lembaga ini dipakai untuk memproduksi kemakmuran.
  2. Sudut obyek studi; manusia yang mengorganisir diri untuk memproduksi dan meredistribusikan sarana'sarana bagi reproduksi keperluan sendiri, dibawah aturan yang dibuat dan diterapkan oleh negara. Jadi fokusnya peningkatan kemakmuran melalui organisir produksi, distribusi dan konsumsi.
  3. Sudut rnetodologi; interpretatif dengan mempertimbangkan nilai etika dan moral. Atinya tidak sekeda membrlat individu makmur tetapi juga menemukan penyelesaian bagi masalah-masalah kemiskinan dan pebaikan kondisi hidup manusia.
  4. Sudut hakekat manusia; perilaku manusia tidak hanya dituntun oleh rasionalitas, tetapi juga oleh filantropi, moralitas dan pertimbangan etika. Kepentingan manusia tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri, tapi diimbangi oleh rasa tanggung jawab sosial.


BAB IV

TERBENTUKNYA MASYARAKAT EKONOMI 


Secara teoritis banyak ahli mengemukakan perihal mengenai terbentuknya masyarakat ekonomi, seperti Karl Marx, David Ricardo, SK Sanderson, JM Keynesian, Heilbroner dan sebagainya. Namun demikian salah satunya yang akan dikutip di sini adalah dari Heilbroner (1982), yang menjelaskan klasifikasi terbentuknya masyarakat ekonomi ke dalam 2 tahapan, yaitu 
Tahap masyarakat pra pasar dan masyarakat pasar. Penggunaan konsep pasar sebenarnya lebih disebabkan untuk menunjukkan bahwa persoalan ekonomi dari dulu sampai sekarang terkait dengan aktiviras individr-r-individunya dalam kegiatan pasar. walaupun disadari pasar yang dimaksudkan dengan dulu dan pasar dalam pengertian sekarang sungguh berbeda. Intinya pasar jaman lampau terjadinya aktivitas jual beli sedangkan pasar jaman sekarang adanya keterlibaran lembaga-lembaga modern.

A. Masyarakat Pra Pasar

Pengertian masyarakat pra pasar lebih menunjukkan pada aktivitas masyarakat yang masih sederhana dan aktivitas tersebut tidak teroganisir secara modern. Kebanyakannya aktivitas jual beli lebih didasarkan pada motivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tidak berkembang secara luas. Adapun dasar atau ciri masyarakat pra pasar, adalah sebagai berikut:

1. Awalnya pertanian

Masyarakat kuno identik dengan masyarakat pertanian. Sifat masyarakat petani tidak mawas dengan perkembangan teknologi, sangat terikat pada tradisi dalam menggarap tanahnya, karena kesalahan yang kecil saja dalam menggarap akan terjadi bahaya kelaparan. Masyarakat petani ini sering dibagi lagi dalam jenis petani pengelompokkan, seperti petani penggarap, petani kecil dan petani besar. 

Kebiasaannya petani penggarap merupakan petani yang tidak memiliki tanah, hanya menerima upah dari pekerjaan menggarap, sedangkan petani kecil dan petani besar merupakan pemilik tanah, bedanya hanya pada luas tanah yang dimiliki. Barang-barang kebutuhan mereka pada umumnya dibuat sendiri dan hasil-hasil produksinya hanya cukup buat keperluan mereka sendiri. Meskipun beberapa petani dapat menjual hasil panennya ke pasar, tapi umumnya mereka jarang sekali ke pasar. Kehidupan kebanyakan petani-petani hampir tidak menggunakan uang. 
Walaupun ada beberapa keping uang logam yang diperoleh dengan segera disimpan dan baru akan dibelanjakan dalarn keadaan terdesak.

2. Munculnya perbudakan

Masyarakat kuno sangat tergantung dengan perbudakan. Budak menjadi tenaga pendorong yang menjamin bergeraknya mekanisme ekonomi. Budak-budak dipekerjakan dalam tambang-tambang, pabrik-pabrik, dan perkebunan-perkebunan
besar.

Munculnya kekayaan dan kekuasaan Grjadinya penumpukan kekayaan dan kekuasaan di dalam masyarakat. Hal ini disebabkan, dalam setiap masyarakat terdapat surplus yang diambil dari alam, sehingga organisasi ekonomi tidak hanya dapat mengatasi masalah produksi, bahkan sudah melebihi kebutuhan sekedar untuk mempertahankan hidup. Surplus-surplus dari petani disalurkan untuk tujuan membantu pembangunan candi-candi, piramid-piramid, dan membuat/memperbaiki saluran air dan bendungan air. Surplus ini juga digunakan untuk membantu pembentukkan angkatan perang dan sebagainya.

3. Munculnya keadilan sosial

Perekonomian masyarakat pada saat itu mencari bentuk cara bagaimana masyarakat mengatur dirinya untuk dapat memenuhi kebutuhan kehidupan ekonominya. Hal ini di dorong oleh kondisi panen yang baik arau tidak baik, adil atau tidak dalam pemungutan pajak, nasib baik yang berganti dalam perang dan politik, nasib perani, budak dan pedagang, yang kesemuan ini tergantung pada bangkit dan jatuhnya kekuatan militer dan denyut nadi perdagangan. Pada kondisi sepeiti ini lah muncul usaha-usaha untuk meringankan pajak petani arau pun menghapus pajak petani atau pun menghapuskan monopoli oleh penguasa militer dan politik yang baru.

4. Munculnya organisasi masyarakat manor 

Organisasi masyarakat ini muncul pada abad pertengahan sebagai konsekuensi-konsekuensi ekonomi yang timbul dari akibat kehancuran politik. Keamanan dikuasai oleh penguasa-penguasa setempat, membawa barang dagangan menjadi sangat sulit dan penghidupan mewah di kota-kota menjadi moratmarit. Kemudian dengan tidak adanya kesatuan mata uang dan hukum, maka pedagang tidak dapat iagi berdagang dengan pedagang dari kota lainnya, sehingga jaringan hubungan ekonomi yang ada menjadi berantakan. 

Penyakit dan peperangan menghabiskan penduduk pedesaan, orang terpaksa beralih pada bentuk organisasi yang paling depensif, yaitu suatu organisasi yang bertujuan untuk mempertahankan hidup dengan melengkapi sendiri segala kebutuhan hidupnya. 

Keharusan untuk mencukupi semua kebutuhan hldup menyebabkan timbulnya suatu oragnisasi yang baru, yaitu (pertanian bangsawan) Marwrial E states, selanj utnya disebut manor. Manor meliputi sebidang tanah yang luas, milik seorang bangsawa atau gereja. Manor merupakan suatu kesatuan sosial dan politik, dimana pemilik manor bukan saja menjadi tuan tanah, tapi juga sebagai penguasa, pelindung, hakim dan kepala kepolisian. Manor merupakan tuan tanah. 

Dalam kehidupan manor masyarakat diatur dalam tradisi dan jumlah peredaran uang yang sediklt sehingga sering disimpulkan seluruh perekonomian manor adalah suatu perekonomian alami, hal ini disebabkan perekonomian ini tidak tergantung dari perdagangan yang memerlukan perederan uang.

5. Terciptanya pasar tahunan

Pasar tahunan adalah semacam pasar berjalan, yang diadakan pada saat-saat tertentu ditempat-tempat tertentu yang banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari berbagai penjuru Eropa, dan disini diadakan jual beli yang bersifat internasional. Biasanya diadakan setahun sekali, pasar tahunan merupakan peristiwa yang penting, merupakan suatu campuran dari perayaan, pesta keagamaan dan pusat kegiatan ekonomi.

6. Guilde

Guilde merupakan kesatuan usaha atau istilah lainnya serikat pekerja. Seseorang tak dapat berusaha kalau tidak menjadi anggota guilde, Jagi guilde merupakan suatu serikat kerja yang bersifat ekslusif. Tokoh yang dominan dalam guilde adalah pimpinan guilde atau pemilik pabrik yang merdeka. 

Pemimpin guilde memperkejakan beberapa pekerjaan harian dan kira-kira selusin calon pekerja yang berumur 10 12 tahun yang mempunyai kontrak kerja untuk 3 - 17 tahun yang nantinya dapat menjadi pekerja harian dan menjadi pemimpin guilde. Macam-macam guilde yang ada, yaitu guilde pembuat sarung tangan dan tukang rajut, guilde pembuat topi dan penulis, guilde bengkel dan sebagainya. 

Guilde merupakan lembaga yang mengarur produksi. Sebagian peraturan-peraturannya mengatur tentang gaji, kondisi kerja dan standarisasi hasil produksi, tapi disamping itu juga mereka mengatur tingkah laku anggota-anggotanya. Secara sederhana proses perkembangan masyarakat pra pasar dapat dilihat pada gambar dibawah ini, yaitu:

B. Masyarakat Pasar

Pengertian masyarakat pasar cenderung menunjukkan adanya pola keteraturan dalam traksaksi ekonomi masyarakat yang lebih luas dan keterlibatan lembaga-lembaga modern. Masyarakat pasar pertama-tama timbul di kota-kota Italya dan Belanda, berdampingan dengan bentuk hubungan feodal yang paling kuno yang terdapat dalam sector pertanian di negerinegeri tersebut. Adapun tahapan-tahapan terbentuknya masyarakat pasar, adalah sebagai berikut:

1. Pedagang keliling 

Pedagang keliling adalah rombongan kecil orang yang menjelajahi jalan-jalan. Orang Inggris pada waktu itu menyebut dengan "piepowder" y".g berasal dari kata "pieds poudreta" yang berarti kaki yang berdebu. Kebiasaan barang dagangan penuh debu karena perjalanan yang melintasi jalan-jalan yang berdebu. 

Barang dagangan para pedagang keliling ini dibungkus dalam karung goni atau'karung lainnya dan dijajakan menempuh perjalanan yang panjang dari satu kota ke kota lainnya. Kebiasaan barang dagangan yang dijajakan adalah barangbarang bahan pencelup, pecah belah dan lada.

2. Urbanisasi

Akibar dari terjadinya pedagang keliling adalah munculnya urbanisasi. Para pedagang keliling dalam menjajakan barangnya kadang-kadang berhend dan kebiasaan memilih perhentiannya yang aman dekat benteng ataupun manor. Sehingga tempar-rempar yang menjadi perhetian pedagang keliling tersebut menjadi wadah-wadah baru transaksi ekonomi yang tidak permanen. Yang lama kelamaan tempar ini menjacli pusat kota-kora kecil.

3. Peperangan

Sering peperangan menjadi sebab munculnya masyarakat ekonomi baru. Masyarakat ekonorni baru ini muncul dikarenakan kondisi yang tidak menentu sehingga para pedagang membuar cara-cara hidup baru. 

Kebiasaannya awal peperangan para pedagang sering dirugikan dikarenakan kondisi yang ridak aman dan tidak ada pembeli. Kadang-kadang juga barangan dagangan para pedagang diambil oleh kelornpok tentara sebagai pendukung peperangan. 

Kebiasaannya akhir peperangan berupa terjadinya kelompok penguasayang menang menguasai kota dan kelompok penguasa yang kalah keluar dari kota. Kelompok penguasa yang menang diikuti oleh kelompok-kelompok pedagang baru sedangkan kelompok pedagang lama akan ikut keluar bersama kelompok penguasa yang kalah.

4. Tumbuhnya kekuatan nasional 

Terjadinya perpecahan pemerintahan menyulitkan kehidupan perekonomian. Dalam rangka mengatasi kesulitan ekonomi tersebut, membentuk gabungan kesatuan ekonomi dan politik yang lebih luas. Penggabungan pasar-pasar yang terpecah di Eropa merupakan suatu proses politik dan ekonomi. 

Tuan tanah dan raja-raja bersatu untuk mendorong pertumbuhan pemerintahan pusat, dan kemudian pemerintahan pusat ini bukan saja menciptakan kesatuan hukum dan ekonomi, tetapi juga memberikan dorongan yang langsung pada perdagangan dan industri. Di Prancis, misalnya pembuatan porselin dipelopori oleh keluarga kerajaan'

5. Eksplorasi 

Dorongan ekonomi lainnya yang disebabkan oleh adanya konsolidasi kekuatan politik, memunculkan gagasan resmi untuk mengadakan eksplorasi. Eksplorasi yang sistematis ke daerah-daerah tertentu dilakukan melalui penjelajah-penjelajah resmi kerajaan. 

Seperti Columbus, Vasco de Gama dll melakukan pengembaraan bukanlah atas biaya sendiri sebagai pedagang, tetapi berlayar dengan kapal yang dibeli oleh kerajaan dan mendapat restu dari raja dan melakukan perjalanan dengan harapan dapat menambah kekayaan negeri. 

Pengembaraan ini mempunyai pengaruh yang yang sangat besar bagi kehidupan ekonomi. Beberapa diantaranya mengalirnya lada, cengkeh, logam mulia dalam jumlahbesar ke Benua Eropa. Seperti emas dan perak dibawa dari tambang Meksiko,

yang digunakan oleh Spanyol untuk membayar barang-barang yang dibelinya dari luar negeri.

6. Suasana kehidupan beragama


Kemunculan ajaran Calvin mengenai kegiatan-kegiatan mencari untung. Ajaran Calvin adalah pandangan agama yang keras, yang inti pokoknya keercayaan kepada nasib. Sehingga diasumsikan kehidupan dunia merupakan permulaan dari suatu kehidupan di akhirat yang kekal.

Pengikut-pengikut Calvin mendorong penghidupan yang jujur, keras dan yang lebih penting adalah hidup yang rajin. Pengikut Calvin menganggap kerja sebagai suatu cara untuk memperkaya jiwa. Ajaran ini ternyata mendorong orang untuk mencari kekayaan dan berusaha.

7. Hancurnya sistem manor

Penggabungan menghancurkan susunan ekonomi sistem manor dan munculnya suatu tata ekonomi baru. Satu demi satu manor-manor ini mengganti kewajiban-kewajiban dalam bentuk uang. Hal ini terjadi disebabkan bertambahnya permintaan di kota-kota akan bahan makanan, yang sejalan dengan perkembangan kota.

Dari kota-kota, uang merembes ke desa-desa dan pada saat bersamaan meningkatnya kesanggupan petani untuk membeli barang-barang yang dibuat di kota-kota. Pada saar yang bersamaan dalam usaha merldapatkan uang yang banyak untuk mernbeli berbagai macam barang maka para ruan tanah lebih senang menerima sewa dan iuran-iuran dalam bentuk uang.

Sistem manor tidak sesuai/tidak cocok dengan ekonomi uang. Karena sementara bangsawan terjepit dengan antara harga dan biaya yang terus naik dengan pendapatan yang tetap, golongan pedagang pada siapa uang itu rnengalir menjadi kuat.

8. Terbentuknya tenaga kerja, tanah dan modal

Dengan semakin meluasnya ruang lingkup penguangan, menyebabkan munculnya suatu unsur penghidupan yang baru. Munculnya tenaga kerja mempunyai persamaan dengan dua unsur penghidupan ekonomi lainnya.

Thnah merupakan satu segi kehidupan ekonomi yang dapat di beli dan tanah diladikan tempat untuk mendirikan pabrik atau unit usaha lainnya. Sedangkan modal bentuk lain dari kekayaan, yang diwujudkan dengan terkumpulnya uang dalam jumlah besar. Modal dijadikan sebagai kemampuan untuk mendapatkan laba a[au keuntungan.

9. Pemagaran

Thnah dianggap sebgai sumber pemasukan uang dan harta warisan turun temurun. Sehingga dalam rangka menjaga dan memeliharanya dilakukan lah pemagaran oleh para Aristokrat. Ladang-ladang dipagari untuk dibuat sebagai tempat pengembalaan domba. Pengembalaan domba ini dihubungkan dengan permintaan wool yang meningkat sebagai bahan baju wool, sehingga pemeliharaan domba pada waktu itu sebagai usaha yang sangat menguntungkan.

Dari sudut pandang ekonomi, gerakan pemagaran ini memangbermanfaat, dan semua tanah digunakan untuk menghasilkan lebih banyak. Dari sisi lainnya, pemagaran ini merupakan pendorong yang kuat untuk memutuskan ikatan-ikatan feodal dan mendorong pembentukkan hubungan-hubungan baru dalam suatu masyarakat pasar. Dengan putusnya ikatan-ikatan feodal timbul suatu angkatan kerja baru, angkatan kerja yang tidak punya tanah, tidak punya sumber pendapatan yang tradisional, yang dengan upah kecil terpaksa harus mencari kerja.

10. Munculnya proletariat pertanian

Bersamaan dengan munculnya proletariat pertanian ini, muncul pula proletariat perkotaan sebagai akibat berubahnya guilde menjadi perusahaan-perusahaan modern, sebagian disebabkan perpindahan petani-petani tak bertanah ke kotakota. Situasi ini di perparah dengan kenyataan pertambahan jumlah penduduk yang banyak sekaligus membanjiri pasar-pasar tenaga kerja.

Selanjutnya, menurut Heilbroner (1982), pada masyarakat yang mendahului masyarakat pasar terdapat pasar, tapi dalam masyarakat ini kekuatan-kekuatan pasar tidak mempunyai peranan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi. Ada beberapa perubahan-perubahan yang dilakukan untuk mengubah masyarakat pra pasar menjadi pasar, sebagai berikut:

  1. Perlu adanya pandangan baru tentang kegiatan ekonomi; Agar masyarakat pasar dapat bekerja, diperlukan adanya kebebasar-r untuk mencari laba. Kecurigaan terhadap konsep laba, perubahan dan kebebasan bergerak harus digantikan dengan suatu pandangan yang mendorong adanya usaha mencari laba, mendorong perubahan-perubahan dan kemungkinan terdapatnya kebebasan social. Kebebasan untuk mencari untung dan persaingan yang keras dalam hubungan kerja antar manusia merupakan hal yang sangat penting untuk memungkinkan lahirnya masyarakat pasar.
  2. Penguangan seluruh kehidupan ekonomi; Satu prasyarat lainnya bagi suatu masyarakat pasar adalah, bahwa dalam ekonomi pasar harus terdapat proses jual beli yang meliputi seluruh masyarakat. Untuk dapat berlakunya jual beli yang menyeluruh ini, setiap orang harus dapat masuk pasar, dan untuk itu mereka harus mempunyai uang. Selanjutnya, jika setiap orang memerlukan uang, seriap orang harus mendapatkan balas jasa dalam bentuk uang. dengan kata lain, untuk adanya suatu masyarakat pasar, maka balas jasa untuk setiap pekerjaan harus berbentuk uang.
  3. Kehidupan ekonomi harus diatur oleh kekuatan-kekuatan pasar bukannya perintah-perintah penguasa; Kebanyakan persoalan-persoalan ekonomi dipecahkan dengan tradisi dan komando. Tiadisi dan kornando mengatur distribusi dan balas jasa masyarakat. Namun dalam masyarakat pasar diperlukan bentuk kontrol yang lain untuk menggantikannya. Kebutuhan akan uang yang timbul dari penguangan seluruh kegiatan ekonomi yang mengatur seluruh kehidupan ekonomi masyarakat. Orangorang menjalankan tugasnya bukanlah karena diperintah, tetapi karena dengan menjalankan tugas itu mereka akan mendapatkan uang, pabrik menghasilkan sejumlah barangbarang bukan lah atas dasar peraturan guilde tapi karena ada permintaan akan produknya. Mekanisme pasar harus mengambil alih semua tugas-tugas produksi dan distribusi. Seluruh pemenuhan kebutuhan masyarakat, perkembangan masyarakat yang mantap, diatur oleh kekuatan permintaan dan penawaran.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel