Analisa Pengembalian Kredit Terhadap Profitabilitas Pada PT. BankSumsel Babel Jakabaring Palembang
Minggu, 01 Desember 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbankan Indonesia pernah mengalami keterpurukan sebagai imbas dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 yang berakibat pencabutan izin usaha bank karena kesehatan bank yang buruk. Pemerintah telah melakukan banyak hal dalam mengatasi krisis perbankan agar kondisi kembali stabil. Kondisi perbankan nasional secara umum saat ini dalam keadaan yang baik dan stabil, namun faktanya masih terdapat kinerja bank yang dinilai tidak layak oleh Bank Indonesia (BI).
Sektor perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank selalu memegang komitmen untuk menjadi pendorong roda perekonomian atau sebagai development agent. Hal ini dapat dilihat ketika sektor ekonomi mengalami penurunan maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi adalah menata sektor perbankan. Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan perbankan dalam struktur perekonomian nasional.
Keuntungan yang diperoleh setiap perusahaan perbankan sebagian besar berasal dari bunga pinjaman yaitu sebagai hasil dari diberikannya sejumlah kredit kepada para nasabahnya atau debitur. Karena kredit adalah aset yang menghasilkan pendapatan bunga dari pengembaliannya, maka porsi kredit dalam aset perbankan sangatlah dominan jumlahnya. Seperti yang telah disebutkan bahwa profitabilitas menunjukkan pendapatan dimana salah satu pendapatannya diperoleh dari pendapatan bunga yang dihasilkan oleh pengembalian kredit, maka secara tidak langsung pengembalian kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan pendapatan bagi bank.
PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang sebagai salah satu bank pembangunan daerah (BPD) di Indonesia melaksanakan kegiatan usaha yakni menyalurkan kredit untuk keperluan investasi, konsumsi, dan modal kerja. Tujuan dari adanya penyediaan kredit bagi bank adalah pengembalian kredit yang menghasilkan bunga dan dapat meningkatkan pendapatan untuk pembiayaan kegiatan dan kontinuitas usahanya. Oleh karena itu jika tingkat pengembalian kredit turun maka dapat menyebabkan pendapatan bunga dan laba yang dihasilkan berkurang sehingga dapat mengganggu pembiayaan operasional perusahaan. Selain itu tingkat pengembalian kredit juga dapat menggambarkan kondisi kredit bermasalah yang dapat mempengaruhi besarnya penyisihan untuk cadangan aktiva produktif dan berpengaruh juga pada modal bank itu sendiri. Apabila tingkat pengembalian kredit turun maka akan memperbesar kredit bermasalah dan memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang pada akhirnya dapat mengurangi modal bank.
Profitabilitas adalah salah satu aspek dalam penilaian kinerja bank. Tingkat profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang mampu dihasilkan oleh suatu bank dalam satu atau setiap periode. Dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas merupakan aspek yang mencerminkan kemampuan setiap perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas merupakan salah satu elemen penting dalam penilaian kinerja keuangan bank, bank harus selalu menjaga tingkat profitabilitasnya untuk kontinuitas usahanya.
Perhitungan tingkat profitabilitas biasanya menggunakan analisis rasio. Rasio-rasio yang digunakan dalam perhitungan tingkat profitabilitas diantaranya Rasio Biaya Operasional, Net Profit Margin, Return on Assets, dan Return on Equity.
BI menetapkan standar tingkat profitabilitas melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, dimana bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
Berikut ini merupakan tabel laporan keuangan PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang Periode 2006 - tahun 2011 beserta pos-pos yang mempengaruhi faktor profitabilitas:
Tabel 1.1
Laporan Keuangan
PT Bank Sumsel Babel Periode 2006 – Tahun 2011
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Laba Bersih
|
Total Aktiva
|
Modal Sendiri
|
Biaya Operasional
|
Pendapatan Operasional
|
2006
|
202.146
|
23.820.838
|
1.180.108
|
587.058
|
1.046.090
|
2007
|
292.013
|
29.050.818
|
1.541.659
|
661.641
|
1.556.435
|
2008
|
377.164
|
32.329.532
|
1.899.713
|
890.685
|
1.418.051
|
2009
|
549.968
|
33.873.407
|
2.322.033
|
969.402
|
1.703.600
|
2010
|
702.373
|
43.088.641
|
3.155.277
|
1.155.103
|
2.049.857
|
2011
|
842.504
|
54.292.503
|
3.863.806
|
1.401.542
|
2.414.621
|
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Berdasarkan data di atas dapat dilihat pertumbuhan keuangan yang fluktuatif pada PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh perkembangan profitabilitas dan mencoba merumuskan masalah tersebut dalam judul : “ANALISA PENGEMBALIAN KREDITTERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK SUMSEL BABEL JAKABARING PALEMBANG”