Makalah Penyakit kolera Lengkap
Selasa, 11 September 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Cholera
umumnya merupakan penyakit yang menyebar karna sanitasi yang buruk yang
menyebabkan kontaminasi sumber air. Cara ini jelas merupakan mekanisme utama
penyebaran penyakit cholera dalam lingkungan masyarakat miskin di Amerika
selatan.
Fasilitas
ssanitasi yang baik dieropa dan amerika serikat mengakibatkan hamper tidak
pernah terjadi wabah choera. Kasus-kasus sporadic muncul karna kerang yang
diambil dari perairan pantai yang tercemar oleh kotoran, dimakan mentah.
Cholera dapat juga ditularkan oleh kerang yang dipanen dari air yang tidak
tercemar karena V. cholera O1 merupakan bagian dari Mikrobiota penghuni alami
perairan pantai.
Vibrio
Cholera memproduksi racun Cholera, model untuk Enteretoksin, yang tindakan pada
epitel mukosa bertanggung jawab atas diare karakteristik penyakit kolera. Dalam
masnifestasi exterm, kolera adalah salah satu penyakit fatal cepat paling
dikenal seseorang yang sehat dapat menjadi hipotensi satu jam setelah timbulnya
gejala dan mungkin meninggal dalam waktu 2-3 jam jika pengobatan tidak
disediakan lebih umum, penyakit ini berlangsung dari bangku cair pertama yang
mengejutkan di 4-12 jam, dengan kematian berikut dalam 18 jam untuk beberapa
hari.
B. Rumusan Masalah
- Menjelaskan pengertian penyakit
kolera
- Menjelaskan gejala penyakit
kolera
- Menelaskan bagaimana cara
penularan penyakit kolera
- Menjelaskan masa penularan
- Kekebalan dan kerentanan
penyakit kolera bagi tubuh
- Menjelaskan penyebab penyakit
kolera
- Penanganan dan pengobatan
penyakit kolera
- Pencegahan penyakit kolera dan
diagnosis penyakit kolera
C. Tujuan
- Untuk memenuhi tugas
mikrobiologi
- Untuk dapat mengetahui Penyebaran dan gejala-gejala yang terserang penyakit kolera
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kolera
Penyakit kolera adalah penyakit yang
menginfeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio
cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin
(racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai
muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari
kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi. Apabila
dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan
asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan
kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan
banyak membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula
(Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix
keduanya (Dextrose Saline).
Ada dua jenis umum Vibrio cholerae:
1. Vibrio cholera serogrup O1 non-bakteri
2.
Vibrio cholera serogrup O1.
Dalam kebanyakan kasus, Vibrio
cholerae serogrup O1 adalah jenis Vibrio cholerae yang menyebabkan kolera.
Vibrio cholera serogrup O139, sebuah Vibrio cholerae serogrup O1 non-bakteri,
adalah penyebab lain dari kolera. Ada sekitar 70 spesies lain dari Vibrio
cholera serogrup O1 non-bakteri, namun spesies lainnya jarang menyebabkan
diare.
B.
Gejala Penyakit Kolera
Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin
selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti. Tetapi saat terjadinya
serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup
serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yang
dialami.
Akan
tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang
ditampakkan, antara lain ialah
- Diare
yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
- Feaces
atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi
cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun
amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
- Feaces
(cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan
mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
- Diare
terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
- Terjadinya
muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah
merasakan mual sebelumnya.
- Kejang
otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
- Banyaknya
cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan
tanda-tandanya seperti: detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik,
mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan
penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.
C. Penularan Penyakit Kolera
Seseorang bisa mendapatkan kolera
dengan minum air atau makan makanan tercemar dengan Vibrio cholerae. Sumber
kontaminasi cholerae Vibrio, selama epidemi, biasanya tinja orang yang
terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di daerah dengan
pengobatan yang tidak memadai limbah dan air minum.
Vibrio cholerae juga dapat hidup
dalam lingkungan payau (air asin) sungai dan perairan pesisir. Ketika dimakan
mentah, kerang telah menjadi sumber bakteri Vibrio cholerae, dan beberapa orang
di Amerika Serikat terjangkit kolera setelah makan kerang mentah atau kurang
matang dari Teluk Meksiko.
Karena Vibrio cholerae tidak mungkin
menyebar langsung dari satu orang ke orang lain, kontak biasa dengan penderita
tidak risiko untuk menjadi sakit.
Setelah Vibrio cholerae yang tertelan,
bakteri perjalanan ke usus kecil di mana mereka mulai berkembang biak. Penyebab
utama diare berair, gejala kolera karakteristik, adalah ketika Vibrio cholerae
mulai memproduksi racun mereka.
Dalam rangka mengembangkan gejala
kolera, seseorang perlu menelan banyak Vibrio cholerae. Jumlah yang dibutuhkan
menurun pada mereka yang menggunakan antasida (atau siapa yang baru saja
dimakan makan), ketika asam di lambung dinetralkan.
Penyakit dapat menyebar lebih lanjut
jika orang yang terinfeksi mulai menggunakan sumber air kotor untuk
membersihkan diri mereka sendiri dan untuk buang dari limbah.
Adapun cara penularannya yaitu:
Masuk melalui makanan atau air minum
yang terkontaminasi secara langsung atau tidak langsung oleh tinja atau
muntahan dari orang yang terinfeksi. El Tor dan O139 dapat bertahan di air
dalam jangka waktu yang lama. Pada saat wabah El Tor sekala besar terjadi di
Amerika Latin pada tahun 1991, penularan yang cepat dari kolera terjadi melalui
air yang tercemar karena sistem PAM perkotaan yang tidak baik, air permukaan
yang tercemar, sistem penyimpanan air di rumah tangga yang kurang baik.
Makanan dan minuman pada saat itu di olah dengan air
yang tercemar dan di jual oleh pedagang kaki lima, bahkan es dan air minum yang
di kemaspun juga tercemar oleh vibrio cholerae. Biji-bijian yang dimasak
dengan saus pada saat wabah itu terbukti berperan sebagai media penularan
kolera. vibrioibrio cholerae yang di bawa oleh penjamah makanan dapat
mencemari salah satu dari jenis makanan yang di sebutkan di atas
yang apabila tidak di simpan dalam lemari es dalam suhu yang tepat, dapat
meningkatkan jumlah kuman berlipat ganda dalam waktu 8-12 jam. Sayuran dan
buah-buahan yang dicuci dan di basahi dengan air limbah yang tidak
di olah, juga menjadi media penularan.
Terjadinya wabah maupun munculnya kasus sporadis sering
di sebabkan oleh karena mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang.
Air yang tercemar sering berperan sebagai media penularan seperti yang terjadi
pada KLB di Guam, Kiribati, Portugal, Itali dan Ekuador. Pada kejadian lain,
seperti di AS, kasus sporadis kolera justru timbul karena mengkonsumsi seafood
mentah atau setengah matang yang di tangkap dari perairan yang
tidak tercemar.
Sebagai contoh Kasus kolera yang muncul di Louisiana dan
Texas menyerang orang-orang yang mengkonsumsi kerang yang di ambil dari
pantai dan muara sungai yang di ketahui sebagai reservoir alami
dari vibrio cholera O1 serotipe Inaba, muara sungai yang tidak
terkontaminasi oleh air limbah. Kolera klinis di daerah endemis biasanya
di temukan pada kelompok masyarakat ekonom ilemah.
D.
Masa Penularan
Di perkirakan
selama hasil pemeriksaan tinja masih positif, orang tersebut masih menular,
berlangsung sampai beberapa hari sesudah sembuh. Terkadang status sebagai
carrier berlangsung hingga beberapa bulan. Berbagai jenis antibiotika
di ketahui efektif terhadap strain infektif (misalnya: tetrasiklin
untuk strain O139 dan kebanyakan strain O1). Pemberian antibiotika memperpendek
masa penularan walaupun sangat jarang sekali, di temukan infeksi kandung
empedu kronis berlangsung hingga bertahun-tahun pada orang dewasa yang secara
terus menerus mengeluarkan vibrio cholerae melalui tinja.
E.
Kekebalan dan Kerentanan
Resistensi dan kerentanan seseorang
sangat bervariasi achlorhydria, lambung mening-katkan risiko terkena
penyakit, sedangkan bayi yang di susui terlindungi dari infeksi. Kolera
gravis biotipe El Tor danvibrio cholera O139 secara bermakna lebih sering
menimpa orang-orang dengan golongan darah O. Infeksi
oleh vibrio cholerae O1 atau O139 meningkatkan titer antibodi
penggumpalan maupun antibodi terhadap toksin dan meningkatkan daya tahan
terhadap infeksi. Serum antibodi terhadap vibrio cholera bisa
di deteksi sesudah terjadi infeksi oleh O1 (namun uji spesifik, sensitif
dan prosedur pemeriksaan yang dapat dipercaya seperti untuk O1 saat ini tidak
ada untuk infeksi O139).
Adanya
serum antibodi terhadap vibrio cholerae ini sebagai bukti adanya
perlindunganterhadap kolera O1. Studi lapangan menunjukkan bahwa infeksi klinis
awal oleh vibrio cholera O1 dari biotipe klasik memberikan perlindungan
terhadap infeksi biotipe klasik maupun El Tor; sebaliknya infeksi klinis awal
oleh biotipe El Tor memberikan perlindungan jangka panjang namun sangat rendah
dan terbatas terhadap infeksi El Tor saja. Di daerah endemis, kebanyakan orang
memperoleh antibodi pada awal masa beranjak dewasa. Infeksi oleh strain O1
tidak memberi perlindungan terhadap infeksi O139 dan sebaliknya. Studi
eksperimental yang di lakukan pada sukarelawan, menunjukkan bahwa infeksi
klinis awal oleh vibrio cholera O139 memberikan proteksi yang cukup
bermakna terhadap diare karena infeksivibrio cholera O139
F.
Penyebab Penyakit Kolera
Paparan kebersihan yang buruk
Makan makanan mentah atau kerang
Kekurangan asam klorida dapat
meningkatkan kerentanan
G. Penanganan dan Pengobatan Penyakit
Kolera
Penderita yang mengalami penyakit
kolera harus segera mandapatkan penaganan segera,
yaitu
dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal.
Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita
yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya
adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian
antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan
Vibramicyn.
Pengobatan
antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi. Pada
kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit kolera
pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung
ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat
diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat
penanganan kurang adekuat meninggal dunia. (massachusetts medical society,
2007: Getting Serious about Cholera).
H. Pencegahan
Penjernihan cadangan air dan
pembuangan faeces yang memenuhi standar
Meminum air yang sudah terlebih
dahulu dimasak
Menghindari sayuran mentah
atau ikan dan kerang yang dimasak tidak sampai matang
Sayuran dan buah-buahan harus dicuci
dengan larutan kalium permanganate
Pemberian antibiotic tetrasiklin
bisa membantu mencegah penyakit pada orang-orang yang sama-sama menggunakan
perabotan rumah dengan orang yang terinfeksi kolera.
I.
Diagnosis Penyakit Kolera
Diagnosis
kolera meliputi diagnosis klinis dan bakteriologis, dalam menegakkan diagnosis
pada penyakit kolera yang berat, terutama pada suatu daerah endemik, tidaklah
sukar. Kesukaran menegakkan diagnosis biasanya terjadi pada kasus-kasus yang
ringan dan sedang, terutama di luar endemi atau epidemi. Dasar pengobatan kolera
ialah simtomatik dan kausal berupa penggantian cairan dan elektrolit dengan
segera.
Dengan
mengetahui keadaan klinis yang cepat dan tepat maka pengobatan dapat dilakukan
segera, sambil menyiapkan diagnosis secara bakteriologis sehingga diharapkan dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh wabah kolera.
a) Diagnosis
Masa inkubasi : 3 – 6 hari
Keluhan pokok
1) Tiba-tiba
diare :
2) Tinja yang
encer/lembek
3) Diikuti
oleh cairan yang menyerupai air cucian beras, berbau amis
4) Mual –
muntah menyusul diare.
Tanda penting
1) Dehidrasi (turgor
kulit jelek, mata dan pipi cekung)
2) Jari-jari keriput
3) Asidosis
4) Syok : nadi cepat dan
kurang berisi, tensi turun, keringat dingin
5) Hipokalemi
Pemeriksaan khusus
1) Pemeriksaan laboratorium
b) Komplikasi
Gagal ginjal akut
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1.
Penyakit kolera (cholera) adalah
penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio
cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi.
2.
Bakteri Vibrio cholerae berkembang
biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang
mengandung bakteri ini mengkon-taminasi air sungai dan sebagainya maka orang
lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera
itu juga.
3.
Cara pencegahan dan memutuskan tali
penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama
kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi
standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih
dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/anti-septik, cuci
sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan),
hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
B.
Saran
Adapun saran kepada seluruh
masyarakat adalah hendaknya selalu melakukan hidup bersih, melakukan sanitasi
lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada
tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah
dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai
sabun/antiseptik,cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan
mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahmat, Asep S. 2010. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Gorontalo: UNG
Anderson, Clifford
R. 2007. Petunjuk Modern
kepada Kesehatan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Azis, Sriana. 2002. Kembali Sehat
dengan Obat. Jakarta:
Pustaka Populer Obor.
Hincliff, Sue. 2000. Kamus
Keperawatan Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta
Kedokteran. akarta: Media
Aesculapius.
Price & Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit Jakarta: EGC.
Speer, Kathleen
M. 2005. Rencana Asuhan
keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
James & Tim Horn. 2005.hepatitits virus dan
HIV. Jakarta: Sprita