Makalah Rekayasa Sungai : Pencemaran Sungai Dampak dan PenyebabPencemaran Sungai

PENCEMARAN SUNGAI

Di era modern saat ini dengan segala kemajuannya memang membawa dampak positif bagi kehidupan manusia, yang perlu kita perhatikan adalah dampak negatifnya yaitu pencemaran lingkungan baik tanah, udara dan air.
Sungai Citarum merupakan salah satu sungai terpanjang di Jawa Barat. Namun, kondisinya saat ini teramat mengkhawatirkan dengan kadar air yang dari tahun ke tahun melorot sampai pada ambang batas minimal. Misalnya, kadar keasaman air meningkat drastis dan kadar oksigen dalam airnya juga semakin berkurang. Akibat polusi air limbah pabrik dan banyaknya sampah rumah tangga yang dibuang ke Sungai Citarum, pencemaran sungai itu saat ini semakin parah, yakni mencapai sekitar 47,1%.
Kadar bakteri e-coli di Sungai Citarum mencapai 50.000/100 ml, yang berasal dari limbah industri dan limbah domestik dari masyarakat (Sumber Pusair tahun 2006), demikian Ketua Kelompok Kerja Komunikasi Air (K3A), Dine Andriani kepada pers dalam diskusi tentang masalah pencemaran air di Kota Bandung, Kamis (07/12). Dikatakannya, di Jawa Barat terdapat sebanyak 235.000 pabrik dari berbagai industri. Dari jumlah keseluruhan itu, 750 pabrik di antaranya memproduksi air limbah yang dikembalikan ke perairan bebas.  Kondisi tersebut di atas adalah akibat dari ulah manusia yang tidak menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan ekosistem lingkungan sungai. Dengan perilaku membuang sembarangan menjadikan kondisi air di sungai Citarum tercemar oleh limbah domestik, pertanian, peternakan, bahkan sentra industri juga tidak ketinggalan peran sertanya dalam mengontaminasi kualitas air. Akibatnya, kondisi air bersih di sekitar warga sungai Citarum terancam keberbagaian masalah.
 
B. Penyebab pencemaran sungai
1.    Sumber polusi air sungai antara lain limbah industri, pertanian dan rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat masuk perairan yaitu : bahan-bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhkan oksigen untuk pengurainya, bahan-bahan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan-bahan yang tidak sedimen (endapan), dan bahan-bahan yang mengandung radioaktif dan panas.
2.   Penggunaan insektisida seperti DDT (Dichloro Diphenil Trichonethan) oleh para petani, untuk memberantas hama tanaman dan serangga penyebar penyakit lain secara berlabihan dapat mengakibatkan pencemaran air. Terjadinya pembusukan yang berlebihan diperairan dapat pula menyebabkan pencemeran. Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk.
3.   Pembuangan sampah organic maupun yang anorganic yang dibuang kesungai terus-menerus, selain mencemari air, terutama dimusim hujan ini akan menimbulkan banjir. Belakangan ini musibah karena polusi air datang seakan tidak terbendung lagi disetip musim hujan. Sebenarnya air hujan adalah rahmat. Akan tetapi rahmat dapat menjadi ujian apabila kita tidak mengelolanyadengan benar.

C. Dampak dari pencemaran air sungai
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
1. Dampak terhadap kesehatanPeran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain
a) air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
b) air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c) jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri
d) air sebagai media untuk hidup vector penyakit

2. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.

D. Cara Mengatasi / Upaya Pelestarian Daerah Aliran Sungai
1. Melestarikan hutan di hulu sungai
Agar tidak menimbulkan erosi tanah disekitar hulu sungai sebaiknya pepohonan tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan membawa tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir sehingga menyebabkan pwendangkalan sunmgai.

2. Tidak buang air di sungai
Buang air kecil dan air besar sembarangan adalahperbuatan yang salah. Kesan pertama dari tinja atau urin yang dibuan sembarangan adalah bau dan menjijikan. Tinja juga merupakan medium yang paliang baik untuk perekembangan bibit penyakit dari yang ringan sampai yang berat, oleh karena itu janganlah buang air besar sembarangan khususnya di sungai.

3. Tidak membuang sampah di sungai
Sampah yabng dibuang sembarangan di sungaiakan menyababkan aliran air di sungai terhambat. Selain itu juga sampah akan menyebabkan sungai cepaa dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim penghujan sampah juga membuat sungai tampak kotor menjijnikan dan terkontaminasi
4. Tidak membuang limbah rumah tangga dan industry
Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri atau limbah rumah tangga berupa cairan adalah dengan mambuangnya kesungai namun apakah limbah itu aman? Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja dapat menimbulkan pencemaran mulai dari bau yang tidak sedap, oencemaran air gangguan penyakit kulit serta masih banyak lagi.

Penanggulangan:
 Penanggulangan bencana alam atau mitigasi adalah upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak bencana.
·         Pengoperasian dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengendalian banjir.
·         Perlindungan sumberdaya air dan lingkungan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel